Sungai Mati 34 Tahun Dikeruk

Kamis 24-10-2019,13:45 WIB

**Untuk Pengendalian Banjir

DIKERUK - Dengan bantuan alat berat, Sungai Putihan di Kedungwuni yang sudah puluhan tahun menjadi daratan dikeruk untuk difungsikan lagi. Foto: Hadi Waluyo

KEDUNGWUNI - Sungai Putihan yang mengalir di Dukuh Sidodadi, Kelurahan Kedungwuni Timur, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan yang mati selama 34 tahun saat ini akan dihidupkan lagi.

Sungai sepanjang 3.800 meter dengan lebar 6 meter itu saat ini sudah berubah menjadi daratan. Di atasnya pun sudah banyak berdiri bangunan pribadi.

Atas inisiatif tokoh pemuda Dukuh Sidodadi bernama Amat M, Sungai Putihan yang sudah mati puluhan tahun ini akan dihidupkan lagi. Sejak satu bulan terakhir, sungai di tengah perkotaan yang menjadi daratan ini mulai dikeruk kembali dengan menggunakan alat berat.

"Daratan ini dulunya merupakan Sungai Putihan dengan lebar 6 meter dan panjang sekitar 4 kilometer. Hulunya di Sungai Welo tembus hingga ke Sungai Podo. Bukti otentiknya masih ada, yakni peta lama sungai itu," terang Amat.

Menurutnya, sungai itu akan dihidupkan lagi, namun lebar sungai tidak lagi seperti semula 6 meter tapi hanya 3 meter. Diterangkan, sejak satu bulan lalu proses pengerukan sudah dilakukannya. Hingga kemarin, sepanjang 1,5 kilometer daratan yang dulunya sungai ini sudah dikeruk menggunakan alat berat bantuan dari DPU dan Taru, dengan kedalaman sekitar 1,5 meter. Titik pengerukan sudah dimulai dari Pasar Kedungwuni dan hingga kemarin sudah mencapai di sekitar SD Kedungwuni 1.

"Tujuan kami ingin mengembalikan lagi keberadaan sungai yang sudah lama mati ini, sehingga diharapkan nantinya bisa mengatasi persoalan banjir di wilayah perkotaan ini," tandas dia.

Ditambahkan, menurut penuturan sejumlah sesepuh desa itu, Sungai Putihan mulai berubah menjadi daratan sejak tahun 1985. Lambat laun alur sungai pun menjadi daratan, dan di atasnya mulai ada sejumlah bangunan.

Sementara itu, Kepala DPU dan Taru Kabupaten Pekalongan Wahyu Kuncoro, dikonfirmasi terpisah membenarkan jika lokasi yang dikeruk itu dulunya memang sungai. "Iya itu ada gambarnya dan ada bekas-bekasnya," ujar Wahyu.(had)

Tags :
Kategori :

Terkait