Wonopringgo Dorong 14 Desa Perkuat BUMDes

Rabu 26-02-2020,15:25 WIB

LAYANAN - Sejumlah siswi SMA diperbantukan untuk membantu pelayanan di Kantor Kecamatan Wonopringgo.

WONOPRINGGO - Untuk mempercepat kemandirian desa, Kecamatan Wonopringgo kini tengah fokus mendorong 14 desa yang ada di wilayahnya agar memperkuat peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Badan usaha inilah yang akan mengelola potensi di desanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sekcam Wonopringgo, Sri Erlangga ketika ditemui di kantornya, Selasa (25/2/2020), menuturkan, bahwa konsep BUMDes lahir dari upaya melihat potensi desa sekaligus bagaimana mengembangkannya. Pengelolaan BUMDes karenanya harus melibatkan unsur pemerintah dan masyarakat.

"Tentu saja awalan yang perlu kita siapkan adalah konsep, pengertian, kelembagaan desa yang lain kita ajak komunikasi bareng. Utamanya persetujuan BPD. Jadi yang perlu diminta persetujuan supaya mereka mengerti untuk bisa menggerakkan potensi desa ini," terangnya.

Menurut Erlangga, BUMDes diharapkan bisa melahirkan industri-industri kreatif yang mampu memberdayakan mesyarakat desa. Bahkan, sudah ada beberapa contoh BUMDes yang terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desanya.

Dia lantas menyebut BUMDes di Desa Ponggok, Klaten. Dikenal sebagai desa termiskin di Klaten, dengan potensi hanya air dan tanah bebatuan, kini Ponggok sukses dengan BUMDes nya, memberdayakan potensi yang ada melalui sinergi pemerintah dan lembaga desa serta masyarakat.

"Dan sampai sekarang bertambah kegiatan, jadi lembaga desa tidak mengandalkan uang dari pemerintah atau pihak lain, melainkan dari perputaran ekonomi masyarakat dan lembaga pemerintah di sana," jelas Erlangga.

Dijelaskan, 14 desa yang ada di Kecamatan Wonopringgo saat ini mulai serius menggerakkan BUMDes. Bahkan, beberapa sukses mengelolanya dengan cukup baik, seperti Desa Wonopringgo sendiri. Meskipun baru, tetapi BUMDes Wonopringgo bisa memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Jadi ada beberapa desa mulai pengembangan ke situ. Dan salah satunya di Wonopringo, untuk Kwagean baru mau jalan dan Surabayan juga demikian. Ini gampang-gampang susah, makanya pemahamannya harus benar dulu dari mulai kepala desa, kemudian lingkungan kades itu sendiri. Harus sepaham dengan BPD juga, biar arahnya jelas," terangnya.

Meski jenis usahanya belum begitu banyak, namun secara umum BUMDes Wonopringgo sudah berjalan baik. Misalnya, kata Erlangga, pengembangan jajajan tradisional hingga nasi goreng dengan pemasaran online.

"Dengan adanya dana transfer minimal 30 persen untuk pemberdayaan, ini bisa dimanfaatkan untuk memperkuat BUMDes. Yang penting, semangatnya satu, yakni membangun desa dan menyejahterakan masyarakatnya," pungkasnya. (ap3)

Tags :
Kategori :

Terkait