Pilkada, Pekerja Urban Disorot

Kamis 02-07-2020,13:40 WIB

**Berpotensi tak Nyoblos

KAJEN - Puluhan ribu pekerja urban dari Kabupaten Pekalongan berpotensi tidak nyoblos pada Pilkada lanjutan 9 Desember 2020. Pasalnya, sebagian besar dari mereka baru mulai kembali ke daerah urban seperti Jabodetabek dan lainnya.

Ribetnya proses mudik seperti membuat surat izin keluar masuk (SIKM) dan proses karantina akan menjadi pertimbangan perantau untuk pulang kampung lagi pada coblosan agar bisa menggunakan hak pilihnya.

Gampang Supriyono (27), perantau dari Desa Kayugeritan, Kecamatan Karanganyar, Rabu (1/6/2020), menyatakan, di tengah merebaknya virus corona, ia mengaku tidak leluasa untuk pulang pergi ke Jakarta. Seusai Lebaran pun ia tidak memutuskan langsung berangkat ke Jakarta, namun menunggu kondisi di Jakarta agak longgar.

"Setelah kondisi di Jakarta agak longgar, saya baru kembali lagi ke sana. Setibanya di Jakarta, saya harus menjalani isolasi selama 14 hari sehingga ndak bisa langsung berjualan," ujar Gampang yang berjualan sayur di Jakarta Timur ini.

Disinggung apakah pada Desember nanti akan kembali pulang kampung untuk nyoblos, ia mengaku belum tahu. "Nanggung juga waktunya ya sekitar enam bulan lagi. Belum tentu uang kita sudah kumpul. Apalagi jika pandemi belum berakhir. Kita lihat saja nanti situasinya," kata dia.

Dengan adanya pandemi Covid-19, jumlah pemudik di Kabupaten Pekalongan terdeteksi. Jumlahnya cukup banyak, hampir 60 ribuan jiwa, dengan sebaran terbanyak di Kecamatan Kajen, Paninggaran, dan Kesesi.

Ketua KPU Kabupaten Pekalongan Abi Rizal tidak menampik kemungkinan pemudik yang berpotensi tidak menggunakan hak pilihnya tersebut. "Jumlah pemudik cukup banyak juga. Sekitar 60 ribuan. Semoga nanti situasi kian membaik dan mereka bisa berpartisipasi dalam Pilkada," harap dia. (had)

Tags :
Kategori :

Terkait