Plh Ketua PMI Kabupaten Pekalongan, Bambang Ruswanto, mengatakan, PMI Kabupaten Pekalongan selalu mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Kodim 0710 Pekalongan dalam rangka mengentaskan stunting. Karena ketidaktahuan tentang stunting, ibu-ibu masih banyak yang mengabaikannya. "Apa yang disampaikan ibu Dandim juga betul ini berdampak pada masa depan anak-anak kita," tandasnya.
PMI Kabupaten Pekalongan siap berkolaborasi dengan Kodim 0710 Pekalongan untuk menekan angka stunting di Kabupaten Pekalongan. Bahkan jika bisa mewujudkan zero stunting di Pekalongan.
Disinggung faktor yang memengaruhi stunting, Bambang menyebutkan banyak faktornya. Pertama, kata dia, bisa karena anak kekurangan gizi. Kedua, akibat perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk di dalamnya adalah lingkungan.
"Jadi isu stunting ini tidak serta merta hanya dari satu penyebab saja karena kekurangan gizi, tapi dari berbagai multi faktor bisa menyebabkan stunting. Daerah rawan banjir juga rawan. Di situ kapasitas lingkungan jelek, sanitasi jelek, ini memengaruhi stunting juga," ungkapnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro, menambahkan, menurut data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), data stunting di Kabupaten Pekalongan tahun 2021 ada 19,5 persen, dan naik menjadi 23,5 persen di tahun 2022. Sedangkan berdasarkan data aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada tahun 2021 ada 13,48 persen, dan di tahun 2022 ada 11,04 persen. (had)