BANYURIP - Meski belum menerapkan kurikulum merdeka secara menyeluruh, MTs Hifal Banyurip sudah melakukan berbagai agenda dalam rangka roadshow kurikulum merdeka dengan menggelar gelar karya dan pentas seni dengan tema nguri-nguri kebudayaan Jawa dan kearifan lokal serta menumbuhkan jiwa entrepreneur.
Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari yaitu 15-16 Maret 2023 di halaman sekolah ini mengundang antusias siswa dalam mengikuti setiap sesi agenda.
Disampaikan Waka Humas MTs Hifal Banyurip Nur alfiyani MPd bahwa kegiatan ini merupakan salah satu program P5 yang terdapat dalam kurikulum merdeka. Meskipun sebagai lembaga pendidikan dibawah naungan Kemenag MTs Hifal Banyurip baru akan melaksanakan kurikulum merdeka secara penuh pada tahun ajaran baru mendatang.
"Gelar karya ini bagian dari P5 untuk menumbuhkan jiwa pelajar Pancasila. Dan hasil dari P5 ini yang nantinya akan dibiasakan ke siswa agar ilmu dan karakter dalam kurikulum merdeka bisa ditampilkan dalam gelar karya," ungkap Ani.
Terkait peserta yang mengikuti kegiatan roadshow kurikulum merdeka yaitu gelar karya dan pentas seni ini adalah seluruh siswa MTs Hifal. Karena meskipun yang akan menggunakan kurikulum merdeka hanya kelas 7 namun kelas 8 dan 9 juga akan diberlakukan sama. Sehingga mereka tidak hanya diajarkan terkait teoritis saja namun juga dibekali karakter serta jiwa entrepreneur.
"Karena kami adalah lembaga pendidikan yang berbasis agama maka program-program yang kami lakukan juga adalah program yang rahmatan lilalamain artinya setiap program yang kami lakukan tidak hanya bermanfaat diri sendiri namun juga lingkungan sekitar," terangnya.
Ditambahkan, pada program roadshow kurikulum merdeka perdana ini, kegiatan hari pertama yang dilakukan oleh para siswa yaitu untuk kelas 7 terdapat pementasan drama dan dolanan Jawa, untuk kelas 8 membuat produk herbal dan turunannya. Selama 9 hari sebelumnya siswa sudah dibiasakan dengan hal tersebut mulai dari materi didalam kelas, latihan, membuat dan mengevaluasi serta mendatangkan langsung narasumber dari BPSJ dan ahli di lapangan yaitu mbok jamu.
"Setelah melalui proses itu, anak-anak kelas 8 diminta untuk membuat jamu dengan varian kekinian dan ditampilan dalam gelar karya," imbuhnya.