BATANG - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Batang bakal menggandeng para pelaku budayawan untuk merawat moderasi beragama di wilayahnya.
Kepala Kantor Kemenag Batang, Akhmad Farkhan mengatakan, pihaknya akan membicarakan hal itu dengan para budayawan, untuk menentukan pola kesenian yang akan digunakan.
“Masyarakat biar lebih mengenal dan memahami moderasi dan toleransi beragama itu dengan cara yang unik. Makanya kami perlu ngobrol dengan budayawan dan seluruh komponen, yang pas di Batang itu apa,” ungkap Farkhan, Rabu (17/5/2023).
Menurut dia, masyarakat Batang cenderung santri dan nasionalis, sehingga perlu formula yang tepat untuk menentukan jenis kesenian.
"Sebelum menjabat di Batang, saya menggunakan seni musik tarling, karena menyesuaikan karakter masyarakat Tegal. Nah kalau di sini (Batang), apakah harus pakai hadrah atau seni musik tradisional khas Batang, kami belum tahu, makanya perlu diskusi dulu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Batang, Subkhi membenarkan, bahwa dengan melalui seni dan budaya sebuah pesan akan lebih mudah diterima. Suasana yang nyaman dengan menyelami kearifan lokal setempat, dimungkinkan warga akan menerima dengan tangan terbuka.
“Ada warga Batang yang suka dengan hadrah dan rebana. Tapi ada pula mereka yang menyukai kesenian tradisional, seperti tari Babalu dan Kuntulan yang musiknya rampak, dengan narasi yang bisa disesuaikan,” terangnya.
Ia memandang menarik jika pesan moderasi beragama disampaikan menggunakan perantara seni tari tradisional. Semua pihak akan mudah menerimanya, karena sama dengan ikut melestarikan kebudayaan dan tradisi leluhur.
“Saya yakin pola seni budaya yang akan diusung oleh Kepala Kemenag yang baru ini, akan cepat terealisasi, apalagi salah anggota FKUB ada yang membidangi kesenian di Dewan Kesenian Daerah,” ujar dia. (fel)