PEKALONGAN - Kedatangan delegasi dari 20 negara di Kota Pekalongan selama tiga hari, mulai tanggal 7-9 Juni 2023 memberi harapan bagi Pemkot Pekalongan. Sebab Kemitraan Indonesia menyatakan bantuan pendanaan program penanganan perubahan iklim (Adaptation Fund) berlanjut.
Demikian disampaikan Dewi Rizky dalam kegiatan Penutupan Country Exchange Delegates 2023 di Hotel The Sidji Kota Pekalongan, kemarin. "Program Adaptation Fund ini bisa terus berjalan dan bantuan pendanaannya bisa terus mengalir ke Kota Pekalongan," ucapnya.
Selama kunjungan di Kota Pekalongan dari Adaptation Fund sudah melihat bahwa apa yang sudah dikerjakan Pemkot Pekalongan bersama masyarakat. "Kami harapkan strategi dan kegiatan program Adaptation Fund yang selama ini sudah dijalankan tidak hanya berhenti disini saja, tetapi bisa terus dilanjutkan, terlebih ada kontribusi dari peran anak-anak muda di dalam penanganan proses dampak perubahan iklim," pesannya.
Dewi menilai, bahwa Kota Pekalongan sangat serius dalam mengikuti perkembangan perubahan iklim saat ini,dan ikut serta menyukseskan program Adaptation Fund. Dalam kegiatan penutupan Country Exchange Delegates 2023, para delegasi dari 20 negara juga ikut memaparkan kondisi riil dan penanganan dampak perubahan iklim di masing-masing negaranya.
"Misalnya delegasi negara dari India tadi memiliki kesan baik sekali terhadap acara ini, dimana di negaranya, mereka memiliki permasalahan perubahan iklim yang serupa di Kota Pekalongan. Mereka mendapatkan ide baru untuk penanaman mangrove dengan media bumbung bambu. Mereka sangat senang sekali dan akan melakukan hal yang sama di negaranya," bebernya.
Menurutnya, kegiatan Country Exchange Delegates ini sebagai ajang saling tukar informasi dan ilmu agar penanganan perubahan iklim ini bisa berjalan lebih baik dan optimal.
"Moment ini sangat berharga sekali bagi kita semua, baik Pemerintah Indonesia maupun negara-negara penerima dana Adaptation Fund. Program Adaptation Fund sendiri disini berlangsung sampai tahun 2024, dan diharapkan muncul strategi-strategi baru dalam mengatasi perubahan iklim ini.
Dukungan dari pemerintah setempat, stakeholder, dan masyarakat Kota Pekalongan khususnya anak-anak muda disini sangat luar biasa sekali, Kemitraan hanya menjembatani agar program Adaptation Fund ini bisa sukses dan berkelanjutan ke depannya," tandasnya.
Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini menyampaikan apresiasi dan terimakasih atas apa yang sudah dilakukan Adaptation Fund melalui lembaga Kemitraan Indonesia selama beberapa hari di Kota Pekalongan.
Anita berharap, seluruh delegasi mendapatkan pengalaman-pengalaman dari Kota Pekalongan dalam upaya penanganan terhadap perubahan iklim yang terjadi.
"Sebab, perubahan iklim menjadi permasalahan bersama yang harus diatasi secara multisektor dan multilevel," ucap Anita.
Anita juga berharap, adanya dukungan tanpa henti terhadap Pemkot Pekalongan dalam mengatasi permasalahan dampak perubahan iklim di Kota Pekalongan.
"Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan program Adaptation Fund di Kota Pekalongan khususnya kepada Kemitraan Indonesia dan para delegasi dari 20 negara asing yang sudah mau meninjau dan berkontribusi langsung dalam penanganan perubahan iklim di Kota Pekalongan.
"Kami ucapkan selamat jalan juga kepada para delegasi dan tim Adaptation Fund semoga ilmu maupun pengalaman yang sudah di dapat di Kota Pekalongan ini bisa memberikan kesan yang baik, seluruh delegasi dapat menerapkan contoh praktik baik pengurangan dampak perubahan iklim di negara masing-masing," tuturnya.
Selama 3 hari, para delegasi dari sejumlah negara asing tersebut sudah melaksanakan beberapa kegiatan di Kota Pekalongan diantaranya menanam bibit mangrove di kawasan pesisir utara Kota Pekalongan, berkunjung ke MCK Adaptif dan kondisi rumah warga terdampak perubahan iklim di Kelurahan Bandengan, melihat koleksi aneka kain batik di Museum Batik, penanaman mangrove dengan media bumbung bambu di Kelurahan Degayu, mempelajari konsep budaya terintegrasi di Silvofishery Krapyak, urban farming hingga belajar membatik secara langsung bersama pelaku pembatik Kota Pekalongan yang menggunakan pewarna alami di Batik Kelir Kampung Batik Pesindon. (dur)