SEMARANG - Muhammad Patrik Sianturi dengan sigap menerima tantangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk memperkenalkan diri menggunakan bahasa Jepang.
Dengan penuh percaya diri, Patrik berhasil memukau Ganjar dengan ketrampilannya berbahasa Jepang .
Momen itu terekam saat Ganjar menghadiri Pembukaan Tes Seleksi Magang ke Jepang tahun 2023, di Halaman Kantor Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah, Senin (12/6/2023). Patrik merupakan satu di antara 550 peserta seleksi magang ke Jepang.
“Di sini ada yang sudah belajar Bahasa Jepang? Coba sini maju yang berani memperkenalkan diri,” tantang Ganjar di hadapan ratusan calon pemagang yang hadir.
Mendengar itu, Patrik tanpa ragu mengangkat tangannya dan kemudian memperkenalkan diri memakai Bahasa Jepang. Saat itu, hadir Direktur IM Japan perwakilan Jakarta, Akasaka yang ikut menilai kalimat yang diucapkan Patrik.
“Tadi kamu kok bilang Lampung, aslimu sana? Kok daftarnya di sini?,” kata Ganjar.
“Iya Pak, dibantu LPK Lampung untuk daftar di sini. Karena di sana tidak ada informasi (Magang Jepang),” ujar Patrik.
Ganjar mengapresiasi semangat Patrik yang rela jauh-jauh ke Jawa Tengah untuk mengikuti program magang ke Jepang. Ganjar berpesan agar Patrik berlatih kedisiplinan dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya selama magang di Jepang.
“Sudah banyak program yang kita lakukan dan di Jepang sudah berkali-kali dari Kemenaker hadir, dari pihak Jepang hadir, terus kemudian dari Disnaker kita baik provinsi maupun kota, coba fasilitasi anak-anak kita,” ucap Ganjar.
Gubernur Jateng dua periode itu mengatakan, program ini memberikan kesempatan bagi para lulusan SMK, khususnya di Jateng untuk bisa menambah ilmu dan pengalaman.
“Kami mencoba membuka ruang seluas-luasnya agar anak-anak kita bisa bekerja di seluruh dunia. Sehingga serapan tenaga kerja kita, bisa kita carikan jalan-jalan untuk mereka bisa mendapatkan tempat yang baik dan tentu pengalamannya juga lebih baik,” katanya.
Program Magang Jepang ini telah memberikan banyak manfaat, khususnya bagi warga Jawa Tengah. Dia mencontohkan seorang lulusan SMK asal Banyumas bernama Samsi yang akhirnya memutuskan untuk pulang Indonesia, setelah tiga tahun mengikuti program ini.
Beberapa peserta akhirnya pulang ke daerah asal untuk membuka usaha sendiri setelah mendapatkan pengalaman kerja dan modal untuk membuka usaha. Namun, tidak sedikit yang tetap tinggal di Jepang untuk melanjutkan karirnya.
“Rata-rata yang mereka punya pengalaman luar nilai tambahnya banyak sekali, inilah cara kami mendorong anak-anak kita agar dalam usia-usia kerja ini betul-betul mereka bisa mendapatkan kesempatan itu,” sambungnya.
Sementara itu, seorang peserta seleksi magang ke Jepang, Rahmat Andrian mengaku sangat senang bisa berpartisipasi dalam program ini. Lulusan Madrasah Aliyah di Demak itu berharap mendapat pekerjaan yang baik dan bisa berkarir di luar negeri.