Jamu Zanjabila Buatan Pondok Pesantren Ini Dipercaya Sebagai Obat Corona

Selasa 05-05-2020,04:10 WIB

Pengemasan Jamu Zanjabila/Foto: Andhika Dwi/detik

Ponpes Pari Ulu di Kabupaten Kediri memproduksi jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Jamu tersebut dipercaya bisa membantu tubuh melawan virus Corona.

Ponpes tersebut berada di Desa Cangkring, Kecamatan Gurah. Bersama Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) setempat, ponpes itu memproduksi jamu. Jamu berbahan dasar jahe, sereh, kunyit, temulawak, ketumbar dan campuran madu ini diberi nama Zanjabila. Ramuan berbahan dasar empon-empon ini telah disalurkan gratis kepada pasien positif Corona dan warga sekitar di zona merah COVID-19.

Pembuatan jamu ini diinisiasi pengasuh pondok pesantren yang resah akibat wabah virus Corona, yang terus meluas di Tanah Air. pengasuh kemudian mengkaji konsep dalam agama islam melalui Al Quran terkait pencegahan dan perlawanan terhadap virus.

Dari berbagai ayat Al Quran, pengasuh ponpes KH Mustain Ansori yang juga pakar tafsir ayat-ayat pertanian menemukan jahe dan madu seperti minuman di surga. Temuan secara spiritual ini kemudian diolah dengan berbagai disiplin ilmu. Seperti kedokteran, biologi, kimia, fisika, matematika dan pertanian organik. Sehingga lahirlah formula tersebut.

"Awalnya ini dari keresahan sejumlah santri dan masyarakat yang khawatir dengan penyebaran virus Corona. Sehingga saya melakukan penelitian, pengkajian dan mengaji mengacu pada kitab suci Al Quran. Hingga menemukan formula jamu suling Zanjabila," jelas Mustain Ansori, Senin (4/5/2020).

Sebelum diproduksi masal untuk masyarakat, jamu suling Zanjabila telah melalui dua kali uji pada unggas. Akhir Maret lalu oleh dokter hewan di Kediri. Kemudian awal April jamu ini diujicobakan pada santri, simpatisan dan anggota LPPNU.

"Proses pembuatan jamu suling Zanjabila melalui 9 tahapan yang panjang. Setelah bahan dipilih kemudian melewati proses belah rimpang, fotosfer atau pengeringan dengan sinar matahari dengan sudut tertentu. Very light sativa lebah, proses oven hingga fermentasi selama 24 jam dan barulah penyulingan. Untuk satu liter jamu penyulingan berlangsung selama 8 jam. Terakhir pengemasan dan sterilisasi sebelum didistribusikan," imbuh Mustain.

Drh Pujiono dari LPPNU Kediri yang juga salah seorang tim dari Ponpes Pari Ulu mengatakan, jamu itu mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan pernapasan. Bahkan jamu ini telah diberikan pada pasien positif COVID-19. Dalam kurun waktu 7-10 hari hasilnya menggembirakan.

"Jamu ini memiliki khasiat meningkatkan daya tahan tubuh dan melonggarkan pernapasan. Sehingga cocok untuk dikonsumsi sebagai pencegahan dan perlawanan terhadap high virus terlebih Corona yang saat ini melanda dunia. Terbukti kemarin kami memberikan secara gratis pada pasien positif COVID-19, PDP dan kontak erat. Untuk yang positif 2 orang alhamdulillah kurun waktu 10 hari hasilnya menggembirakan," kata dr Puji.

Sementara Gus Said Ridwan Marzuki Alhafidz selaku Pengkaji Hukum dan Tafsir Al Quran Ponpes Lirboyo Kediri mengatakan, ramuan ini telah disalurkan gratis untuk pasien positif corona di Kabupaten Kediri. Serta ke warga sekitar di zona merah yang tengah menjalani karantina wilayah.

Mereka yang positif diberikan 2 botol berukuran 10 mili per hari selama minimal 7 hari hingga 14 hari. "Sejauh ini tanggapan positif diberikan masyarakat. Bahkan sejumlah pasien COVID-19 di Kabupaten Kediri yang telah meminum jamu ini dinyatakan sembuh. Hanya saja saat ini jamu Zanjabila masih dalam tahap uji di Sucofindo Surabaya," terang Gus Said.

Kemudian seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Kecamatan Ringinrejo, RSD mengaku telah merasakan khasiat dari jamu tersebut. Ia merasa baikan setelah mengonsumsi jamu tersebut. Padahal awalnya ia merasa lemas dan batuk kering.

"Alhamdulillah, sekarang sudah baikan badan lebih segar, tenggorokan kering menjadi segar dan lebih lega," pungkas RSD. (detik)

Tags :
Kategori :

Terkait