*Teknologi Ultra Super Critical (USC) yang diterapkan di PLTU Batang Membuat Penggunaan Batu Bara Lebih Efisiens
BATANG – Penggunaan Teknologi Ultra Super Critical (USC) yang diterapkan di PLTU Jawa Tengah atau PLTU Batang akan membuat penggunaan batu bara lebih efisien.
Penggunaan teknologi tersebut dapat menurunkan pelepasan karbon dioksida, sulfur oksida maupun nitrogen oksida di udara secara signifikan.
Hal itu diungkapkan Mohamad Ikhsan selaku Komisaris serta Wiluyo Kusdwiharto selaku Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan yang mewakili PT PLN (Persero) saat melakukan kunjungan kerja ke PLTU Batang, belum lama ini.
"Saat ini sistem kelistrikan back bone 500kV Jalur Utara yang dibangun PLN sudah terinterkoneksi antara PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW dengan PLTU Tanjung Jati Unit 1-4 4 x 660 MW, PLTU Jawa 4 / Unit 5-6 2 x 1.000 MW dan PLTU Jawa 1 1 x 1.000 MW," ungkap Wiluyo Kusdwiharto.
Pada kunjungan tersebut, Wiluyo yang juga didampingi jajarannya melakukan kunjungan lapangan ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 MW atau PLTU Batang yang dimiliki dan dikelola oleh PT Bhimasena Power Indonesia (BPI).
Kunjungan lapangan dilaksanakan pada 15 Juli 2023 bertujuan untuk memonitor pengoperasian PLTU Batang setelah beroperasi secara komersial sejak 15 Agustus 2022 untuk Unit #1 dan 31 Agustus 2022 untuk Unit #2 dalam rangka mendukung keandalan pasokan listrik Jawa - Bali.
Direktur Teknik BPI, Akihiro Osajima menyambut baik kunjungan jajaran manajemen PT PLN (Persero) di PLTU Batang.
Pada rombongan dari PT PLN, pihak PT BPI memberikan penjelasan tentang PLTU Batang di fase operasi. Selain itu juga penjelasan tentang program-program CSR yang telah diimplementasikan oleh BPI sejak 2012.
“Ijinkan saya atas nama manajemen PT Bhimasena Power Indonesia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PT PLN atas dukungan dan kerjasama yang diberikan selama ini. Kami berharap kunjungan hari ini dapat mempererat kerjasama antara BPI dan PLN dalam rangka memberikan kontribusi untuk Indonesia," tandas Akihiro Osajima. (*)