PEKALONGAN - AURA positif dan semangat untuk menjadi yang terbaik terpancar dari wajah Kepala SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, Yulianto Nurul Furqon, MPd. Yuli--demikian panggilan akrabnya-- akan lari sekencang-kencangnya di mana pun dia berada menjadi pemimpin.
Sebelum pindah ke SMA Negeri 1, Yuli adalah Kepala SMA Neger 4 Kota Pekalongan. SMA Negeri 4 yang awalnya dikenal sekolah pinggiran dan bukan prioritas, setelah dipimpin Yuli berubah 180 derajat menjadi sekolah yang banyak meraih prestasi baik skala kota, provinsi maupun nasional.
Tiga bulan di SMA Negeri 1 Kota Pekalongan, sudah menghantarkan 43 siswanya diterima seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN). Yuli mengaku, itu bukan prestasi dia karena baru 3 bulan di sana. Tapi ini menjadi modal dasar agar tahun depan bisa lebih banyak lagi diterima.
"Ada yang masuk ke ITB, Unpad, Undip, UNS, Unsoed, UNY dan IPB," tutur alumni S1 jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Jakarta ini sumringah.
"Pada tahun 2021, SMA Negeri 1 Kota Pekalogan, prestasi akademiknya masuk rangking 119 tingkat nasional dan 20 tingkat provinsi," ujar penyuka olahraga sepeda roadbike ini.
Untuk tembus SNMPTN, diperlukan strategi memilih jurusan. Harus dilihat antara nilai akademis yang dimiliki siswa dan jumlah peminat jurusan yang dipilih. Semakin banyak peminat, semakin kompetitif.
Tidak hanya lewat jalur akademis, ada juga perguruan tinggi yang membuka jalur prestasi, baik prestasi olahraga, prestasi seni budaya dan prestas agama seperti jalur tahfidz al Quran.
Ketika ditanya tentang rahasia kepemimpinannya, Yuli bertutur bahwa kepemmpinan itu erat kaitannya dengan dua hal; role model (suri tauladan) dan motivator.
"Bagaimana bisa meminta untuk disiplin kalau pemimpinnya tidak disiplin. Bagaimana meminta tidak datang terlambat kalau pemimpinnya selalu datang kesiangan," ujar alumni S-2 Jurusan Fisika Unnes ini blak-blakan.
Pemimpin itu, sejatinya adalah motivator yang menggerakkan, memberi harapan, memberi solusi dan menjadi teman curhat ketika yang dipimpin mempunyai masalah. Bahagiakan mereka sesuai porsinya.
"Ada pemeo yang mengatakan, kalau ingin bahagia 1 hari tidur sianglah, kalau ingin bahagia sepekan maka pikniklah, kalau ingin bahagia sebulan menikahlah, kalau ingin bahagia sepanjang masa, cintailah apa yang kita kerjakan," ujar pecinta buku A Brief History of Time karya Stephen Hawking ini.
Kalau ada bawahan yang kurang disiplin, bisa jadi dia kurang bahagia dan ada masalah. Ajaklah bicara dari hati ke hati. Siapa tahu sedang membutuhkan masukan dan saran atas masalah yang dihadapinya.
Ke depan, SMA Negeri 1 Kota Pekalongan harus terus tumbuh dan menjadi ikon di Kota Pekalongan. Yang baik akan dilanjutkan. Peran serta alumni di berbagai kalangan profesi menjadi sangat strategis.
"Pengetahuan entrepreneurship pun menjadi skala prioritas untuk diberikan kepada siswa. Walaupun tidak seperti di SMK, paling tidak secara umum bisa menjadi bekal berwirausaha bagi siswa," tutur ayah dari 2 putri ini.
Terakhir, Yuli mengemukakan tiga kata kunci untuk menjadi manusia yang selalu siap menghadapi masa depan yaitu selalu adaptif, berubah dan kolaborasi dengan siapapun. (sep)