KOTA - Ada pemandangan unik selama tiga pekan terakhir di sepanjang Jalan Kusuma Bangsa, Pekalongan Utara, Kota Pekalongan. Setiap harinya, dari pagi, siang, sore, hingga malam hari banyak berlalu lalang perahu. Hingga Minggu (21/2/21/2021) siang, ketinggian banjir di Jalan Kusuma Bangsa masih sekitar 20-50 cm.
Perahu-perahu yang biasanya beroperasi di sungai maupun di laut untuk menangkap ikan maupun jasa penyeberangan suangi itupun tiba-tiba berpindah operasinya di jalan raya yang sejak hampir tiga pekan ini hingga kemarin masih terendam banjir.
Perahu-perahu itu hilir mudik di sepanjang Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Samudra Pasai, dan sekitarnya. Ruas jalan yang tergenang banjir itupun seolah menjadi seperti 'tol laut'. Ruas jalan tersebut juga seperti menjadi lokasi wisata air dadakan.
Para pemilik perahu itu mendapatkan penghasilan tambahan dengan menyewakan perahu-perahu mereka ataupun menggunakan perahu mereka untuk jasa ojek perahu.
Perahu tersebut dimanfaatkan untuk mengantarkan warga terdampak banjir melewati genangan banjir di sepanjang Jalan Kusuma Bangsa, Kelurahan Panjang Wetan hingga Kandang Panjang dan sekitarnya, dengan rute sejauh kurang lebih dua kilometer.
Tarif yang dipatok beragam, mulai dari Rp5.000 sampai Rp20.000, tergantung apakah satu jalan atau untuk rute pulang pergi.
Salah satunya disampaikan Ghofur (35), warga Panjang Wetan, Pekalongan Utara. Dia mengaku sudah setengah bulan lebih menggunakan perahunya untuk jasa ojek perahu.
Dirinya mengaku tidak mematok tarif untuk warga yang memanfaatkan jasa ojek perahunya itu. "Seikhlasnya warga ngasih berapa. Biasanya minimal 4 ribu atau 5 ribu rupiah untuk sekali jalan, jaraknya sekitar dua kilometer lebih," katanya, Minggu (21/2/2021) siang.
Ghofur menambahkan pendapatannya dari jasa ojek perahu itu tidak menentu, tergantung berapa kali dia mengantarkan warga. "Sampai tengah hari ini saya sudah lima kali mengantarkan warga," katanya.
Lain halnya dengan Sugiono (40), warga Panjang Wetan. Meski tidak memiliki perahu, dia tidak ingin kehilangan momentum meraih rezeki tambahan melalui jasa ojek perahu, meski dia tidak memiliki perahu sendiri. "Saya menyewa perahu, kemudian saya pakai untuk jasa ojek perahu, mengantarkan orang melewati banjir," katanya.
Sugiono mengaku memasang tarif Rp20.000 untuk satu warga yang ia antarkan, dengan rute pulang pergi. "Alhamdulillah berkah tersendiri. Tiap hari nggak tentu, kadang 10 kali mengantarkan orang," ujarnya.
Warga sekitar yang memanfaatkan jasa ojek perahu itu mengaku tidak keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Mereka merasa terbantu dengan adanya transportasi semacam itu.
"Saya memilih pakai perahu karena kalau mau jalan kaki susah, harus nerjang banjir. Banjir di rumah masih sepinggang. Saban hari kalau mau keluar harus pakai perahu. Ini murah meriah, bayarnya 10 ribu untuk bolak balik. Kalau untuk anak-anak gratis," ungkap Anisah (50), warga Kandang Panjang, Pekalongan Utara. (way)