RADARPEKALONGAN - Dua artis utama Film Susuk, Ersya Aurelia dan Jourdy Pranata menghebohkan para penggemar saat pemutaran perdana Film Susuk di Bioskop XXI Pekalongan, Kamis (31/8/2023).
Pemeran Ayu dan Arman tersebut datang menyapa penggemar dan juga memberikan apresiasi kepada para penonton. Terlebih di Pekalongan sendiri tiket Film Susuk terjual habis pada sesi 18.50 WIB.
Meski begitu, rupanya film ini pun masih menyimpan teka-teki. Khususnya terkait background cerita hidup Laras, kakak Ayu yang menggunakan susuk.
Apalagi tak hanya Laras, rupanya ibu Ayu dan Laras pun juga dulu punya kisah yang mirip dengan Laras, yang sama-sama menggunakan susuk.
"Wih yang Pekalongan Jam 7 Sold Out, Semoga nanti dengan antusiasme penonton kami harap ada susuk-susuk selanjutnya," ujar Ersya dan Jourdy saat diwawancarai awak media.
Film garapan Ginanti Rona ini dibuat dalam jangka waktu tiga bulan. Penulis dan sutradara pun telah melakukan riset terlebih dahulu untuk pembuatan film ini.
"Termasuk juga kak Hana Malasan yang jadi Laras, mereka sempat riset ke tempat pelepasan susuk. Selain riset ke paranormal, kami juga melakukan pendalaman karakter ke lokalisasi. Kami lihat cara bekerja para pekerja seks komersial hingga mewawancarai para PSK," ujar perempuan yang akrab disapa Eca ini.
Selain itu, para pemain film Susuk ini juga turut menceritakan hal-hal yang janggal saat syuting. Seperti
hujan badai dadakan di satu area syuting saja. Hingga lokasi syuting yang konon katanya milik dukun yang sudah meninggal.
"Kesurupan gak ada. Tapi Kata orang orang, aku yang ketempelan gitu. Jadi ada satu adegan yang cukup berat juga di situ. Entah kenapa sebelum ngambil adegan itu aku nangis kejer, tapi nggak bisa berhenti berhenti jadi enggak bisa ngambil," katanya.
Jourdy Pranata, pemeran Arman menambahkan adegan di bagian ending film cukup menguras tenaga. Ia harus melakoni adegan mulai dari pertarungan berdarah-darah.
"Syutingnya 21 Hari tapi kita persiapan lebih hampir 3 bulan. Kita reading, latihan fighting terus pendekatan karakter," jelasnya.
Seorang penonton, Irva merasa cukup terhibur dengan film bergenre Horror itu. Ia suka dengan alur ceritanya yang tidak hanya menakuti-nakuti. Terlebih pesan dari film tersebut juga tersampaikan dengan baik.
"Cukup gemes pas preman desa itu ditabrak mati. Kaya sukurin lu suka ngadu domba jadi begitu. Terus juga pesan untuk jangan pakai susuknya tersampaikan. Tak hanya kita sendiri yang menderita, tapi bisa keluarga lainnya kena dampaknya," pungkasnya. (nov)