Tanamkan Rasa Empati Kepada Sesama, Dinarpus Ajarkan Siswa Bahasa Isyarat

Kamis 21-09-2023,21:19 WIB
Reporter : malikha
Editor : malikha

RADARPEKALONGAN - Pada moment perayaan literasi di Kota Pekalongan pada festival literasi yang digelar pada tanggal 18-24 September-Oktober 2023. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kota Pekalongan mengajarkan bahasa isyarat kepada siswa-siswi SD yang hadir pada acara festival literasi. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa empati kepada sesama dan komunikasi dua arah dengan penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara. 

Disampaikan guru SLB yang hadir sebagai pemateri, Nur Cholifah bahwa bahasa isyarat adalah bahasa yang biasanya digunakan sebagai media komunikasi bagi para penyandang tuna rungu atau tuna wicara. Namun selain itu, bahasa isyarat juga memiliki fungsi lain yang bermanfaat untuk perkembangan anak. Bahasa isyarat dapat membantu komunikasi antar 2 pihak yang tidak bisa dilakukan melalui kata-kata yang terucap. 

Hal ini tidak terbatas pada tuna rungu atau tuna wicara, melainkan bisa juga digunakan untuk anak dengan kemampuan mendengar dan berbicara yang normal. 

Dalam kesempatan tersebut, ia mengajarkan bahasa isyarat huruf alfabet dengan satu tangan dan dua tangan. Pembelajaran diakhiri dengan bahasa isyarat yang berarti terima kasih dan sama-sama. Menurutnya, pengenalan bahasa isyarat kepada pelajar itu untuk mengajarkan cara berinteraksi kepada orang penyandang disabilitas tuna wicara atau tuna rungu guna menumbuhkan rasa empati kepada sesama.

BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu! Inilah 7 Kendala yang Sering Dihadapi Anak Saat Ingin Masuk SD

BACA JUGA:Kamu Harus Tahu! Inilah 10 Cara Menghadapi Bullying, Simak Ulasannya

“Pemakaian bahsa isyarat biasanya digunakan untuk keseharian penyandang disabilitas baik tuna rungu dan wicara. Dalam beberapa waktu terakhir Pemerintah Kota Pekalongan juga sedang menggalakkan eksistensi penyandang disabilitas," imbuhnya. 

Menurutnya, memberikan pengetahuan kepada anak-anak normal tentang bahasa isyarat, bisa membantu ia untuk merasakan empati kepada teman sebayanya yang merupakan penyandang disabilitas.

"Saya ingin mengajak guru dan anak-anak berkunjung ke tempat Saya, agar kejadian seperti bullying terhadap anak-anak berkebutuhan khusus di tengah masyarakat tidak terulang," jelasnya.

Ia berharap, akan ada kebijakan yang menerapkan bahwa bahasa isyarat masuk ke dalam kurikulum umum. Selain itu juga bisa ada kunjungan dari sekolah umum untuk ke SLB dalam rangka mengenalkan teman sebaya penyandang disabilitas sehingga akan lebih memiliki rasa empati karena mereka saling mengenal dan memahami.(mal)

Kategori :