BATANG - Sebagai satuan paramiliter, KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) diingatkan untuk kembali belajar dari semangat 1965. Saat itulah KOKAM lahir, sebagai respon atas eksistensi bangsa yang terancam rongrongan PKI.
Pesan itu disampaikan unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Batang, dr Kusdarmaji Sp PD, di hadapan 70 an peserta Diklat Dasar KOKAM yang digelar PD Pemuda Muhammadiyah (PDPM) di Dukuh Si legok, Sodong, Wonotunggal, kemarin. Menurutnya, KOKAM lahir untuk menyiakpi Gerakan 30 September 1965. Bahkan, ketua dan komandan pertamanya adalah militer, yakni Letkol S Prodjokusumo.
"Maka dalam menjalankan perannya menjaga agama dan NKRI, KOKAM harus memiliki jiwa, niat, dan tindakan yang bersih," tandas dokter spesialis itu.
Diklatsar digelar selama 3 hari, Jumat-Ahad (30/8-1/9), dengan maksud memperkuat komitmen kebangsaan sekaligus menggembleng kader persyarikatan. Materi meliputi keislaman dan kemuhammadiyahan,kepemudaan, navigasi, SAR, survival, P3K, hingga bela negara dengan menghadirkan instruktur di bidangnya. Pembukaan juga dihadiri PDM, Muspika, Banser, FKPPI, dan lainnya.
"Sedianya ada 125 peserta yang hadir saat pembukaan, tetapi sampai akhir tinggal 70 an, karena seleksi alam. Harapannya, mereka bisa menjadi kader-kader persyarikatan militan, yang kontributif bagi umat dan bangsa," terang Ketua PDPM Batang, Haris Nurudin.
Menariknya, Dikatsar juga dihadiri Ketua Banser Kabupaten Batang, Mustofa, yang mengaresiasi kiprah KOKAM selama ini. Dia bahkan berharap ada sinergi positif antara KOKAM, Banser, dan ormas kepemudaan lainnya untuk membangun dan memajukan Kabupaten Batang.
"Kami atas nama Banser Kabupaten Batang siap bersinergi dengan organisasi kepemudaan lain termasuk KOKAM untuk bersama-sama memajukan Batang," ujar Mustofa. (sef)