KEDUNGWUNI - Kasus peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba di Kabupaten Pekalongan paling banyak terjadi di Kecamatan Kedungwuni. Demikian pula dengan tersangka narkoba, paling banyak dari Kedungwuni. Kondisi itu menjadi keprihatinan tersendiri bagi Wakil Bupati Pekalongan Arini Harimurti.
"Kedungwuni lokasi TKP paling sering terjadi, termasuk tersangka paling banyak berasal dari Kedungwuni. Tentu saja ini memprihatinkan kita semua. Narkoba terbanyak di Kedungwuni karena mungkin saja di situ ada tempat-tempat bertemu untuk melakukan transaksi," ujar Arini, kemarin.
Wabup menyatakan, kasus narkoba dari tahun ke tahun di Kabupaten Pekalongan cenderung mengalami penurunan. Meski demikian, peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba tetap harus terus ditekan.
Disebutkan, peredaran narkoba pada tahun 2016 ada 27 kasus, pada tahun 2017 ada 30 kasus, dan pada tahun 2018 terdapat 30 kasus. Sementara itu, sampai akhir November di tahun 2019 ini sudah ada 26 kasus.
"Di Kabupaten Pekalongan kasus narkoba semakin lama semakin menurun. Mudah-mudahan narkoba bisa distop," ungkapnya.
Dikatakan, Pemkab Pekalongan melalui Tim Koordinasi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) terus melakukan upaya-upaya pencegahan dan pemberantasan terhadap narkoba. Di antaranya, lanjut Arini, dengan melaksanakan sosialisasi melalui spanduk, baliho, stiker, dan pamflet di lokasi yang strategis. Menurutnya, sosialisasi ini berisi ajakan hidup sehat dan perang terhadap narkoba.
Langkah tersebut diharapkannya bisa efektif untuk mensosialisasikan bahaya narkoba kepada masyarakat.
"Pamlet itu bisa menjadi monumen kalau kita tidak melakukan ajakan dari isi pamlet tersebut," ujar dia. Dikatakan, narkoba biasanya terjadi pada keluarga yang kurang harmonis. Oleh karena itu, Wabup mengajak kepada para orang tua agar memperhatikan perkembangan anaknya.
"Fenomena saat ini sering bersama tapi masing-masing melihat Hp, dan kita tidak tahu apa yang dilihat di Hp.
Jangan sampai anak kita menyendiri, sehingga terjerumus dengan narkoba," katanya.
Arini mengajak para orang tua untuk mengenali ciri-ciri pengguna narkoba. Dikatakan, menurut Badan Narkotika Nasional (BNN) ciri-ciri pengguna narkoba di antaranya motivasi sekolah menurun, sering berbohong, tidak konsisten dalam berbicara,
berbicara kasar kepada orang tua atau keluarga, dan berani berbuat kekerasan dan kriminal.
Ciri-ciri selanjutnya, adanya benda aneh di dalam kamar (kertas alumunium, alat penghisap, dan jarum suntik), siang tidur, malam begadang, dan mudah tersinggung.
Penyalahgunaan narkoba, lanjut Arini, juga dapat menjadi pintu masuk awal bagi hal-hal negatif lainnya. Misalnya, sebut dia, kriminalitas, penyebaran virus HIV/Aids, pergaulan bebas, anak-anak jalanan dan sebagainya. Semua itu dapat mengancam masa depan. (had)