Dikisahkan pada Kitab Suci Al-Quran surah Thaha ayat 29-32, yang berbunyi:
وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ ۙ dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (QS. Taha: 29) هٰرُوْنَ اَخِى ۙ (yaitu) Harun, saudaraku, (QS. Taha: 30) اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ ۙ teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, (QS. Taha: 31) وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ ۙ dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, (QS. Taha: 32)
Alasan mengapa Nabi Musa memiliki kesulitan dalam bicara adalah karena ujian yang diberikan Firaun kepada dirinya saat beliau masih kecil dulu dan tinggal di kerajaan Firaun.
Untuk memastikan bahwa Musa hanya bocah biasa, Firaun menyediakan roti dan bara api di hadapannya.
Sebenarnya, Musa sudah ingin mengambil roti, namun diutus sesosok Malaikat oleh Allah SWT untuk menuntun Musa mengambil bara api.
Meski mengakibatkan mulut Nabi Musa terluka dan menyulitkan beliau bicara hingga dewasa, setidaknya beliau terhindar dari Firaun yang bisa saja membunuhnya.
BACA JUGA: Belajar dari Kisah Teladan Nabi Musa, Nabi yang Ditunjuk untuk Membimbing Firaun dan Bani Israil
BACA JUGA: Kisah Nabi yang Masih Hidup sampai Sekarang: Bagaimana Mereka Bertahan Hidup dan Apakah Akan Wafat?
2. Diamanahi sebagai Pemimpin Bani Israil
Sesaat setelah Bani Israil kebur dari Mesir melewati Laut Merah, Nabi Musa diperintahkan untuk menghadap Allah SWT di puncak bukit Sinai.
Beliau akan berpuasa selama 40 hari untuk mendapat wahyu dan kitab Taurat yang akan membimbing kaumnya.
Selama waktu 40 hari tersebut, Nabi Harun diamanahkan sebagai pemimpin dari Bani Israil.
Namun Bani Israil memiliki cara pemilihan pemimpin yang cukup unik. Kaum itu akan meletakkan tongkat dari kaumnya di suatu tempat suci.
Tongkat siapa yang berbuah, maka dialah yang akan menjadi pemimpin Bani itu.
Atas izin Allah SWT, tongkat yang diletakkan Nabi Harun berbuah dan bertunas.
BACA JUGA: Kisah Nabi Khidir: Riwayat Perjalanannya bersama Nabi Musa dan Mukjizat dari Allah SWT