BATANG, RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Ratusan siswa SLB Negeri Batang unjuk kreativitas dalam karnaval Peringatan Hari Disabilitas Internasional, Jumat (8/12/2023). Mereka memakai pakaian adat Indonesia dan beberapa ikut serta dengan menggunakan kursi roda hias, yang dimulai dari halaman Pendopo Kabupaten Batang, Jumat (8/12/2023).
Karnval bertajuk Harmoni Nusantara Menyatu Dalam Keberagaman dan Kebhinekaan ini diikuti sekitar 285 siswa, mulai dari jenjang SD, SMP dan SMA. Selain itu urut dimeriahkan para pendidik dan juga wali murid.
“Penampilan anak-anak Disabilitas juga beragam ada yang melakukan pertunjukan menari, ada yang memakai pakaian adat, dan memainkan drumband. Hal ini membuat saya pribadi terharu dengan banyaknya keterampilan yang mereka miliki sudah seperti layaknya anak yang normal,” jelas Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki.
Ia juga turut mengapresiasi guru SLB yang telah membimbing dan mengajari anak-anak dengan sabar, yang bisa menampilkan potensi atau hobi. Ia berharap siswa disabilitas di Kabupaten Batang dapat semakin berprestasi di berbagai bidang. Seperti olahraga dan kesenian.
Lani tak menampik bahwa Pemkab Batang punya keinginan untuk menambah sekolah SLB di Kecamatan Limpung atau Bawang. Akan tetapi rencana tersebut butuh proses panjang, dan membutuhkan diskusi lebih lanjut dengan Pemprov Jawa Tengah.
“Karena banyaknya keluhan dari orang tua penyandang Disabilitas, yakni jarak yang jauh untuk menuju ke SLB Batang jika rumahnya di luar Kecamatan Batang. Harapannya, adanya penambahan sekolah SLB bisa terealisasikan pada tahun-tahun mendatang untuk mencukupi kebutuhan pendidikan anak penyandang Disabilitas," pungkasnya.
Sementara itu, Guru Tuna Rungu SLB Batang Emilia menyampaikan, karnaval ini merupakan project sekolah yang mengimplementasikan materi kurikulum merdeka belajar, yakni keberagaman dan kebhinekaan.
“Peserta karnaval dari berbagai tuna yakni ada Tuna Netra, Tuna Rungu, Tuna Grahita, Tuna Daksa, dan Autis bergabung bersama. Anak-anak Disabilitas ini antusiasnya sangat luar biasa, bisa mengikuti pawai karnaval sampai kostum yang mereka pakai adalah hasil karya orang tuanya, yang ingin melihat anaknya bahagia," tukasnya. (nov)