TIRTO - Menteri Sosial RI Juliari P Batubara mengunjungi korban banjir di Kabupaten Pekalongan di posko pengungsian PT Dupantex di Jalan Raya Pacar, Kecamatan Tirto, Rabu (26/2/2020) siang. Selain menyemangati para pengungsi, Mensos juga menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Kota Santri senilai Rp 476.561.054, yakni terdiri dari Bantuan Logistik Tanggap Darurat Tahap 1 senilai Rp 28.313.760, dan Bantuan Logistik Tanggap Darurat Tahap 2 sebesar Rp 448.247.294.
"Saya hadir di sini memberikan tambahan bantuan mewakili Pemerintah Pusat. Kami ikut bertanggung jawab menanggung beban korban terdampak banjir di Kabupaten Pekalongan," ujar Mensos.
Mensos juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Pekalongan dan jajarannya, dunia usaha, TNI/Polri, dan pihak-pihak yang telah berpartisipasi untuk membantu para korban terdampak banjir. "Bantuan Rp 350 juta lebih. Nilainya tidak seberapa, mudah-mudahan bisa bermanfaat. Mudah-mudahan banjir cepat surut, sehingga pengungsi bisa pulang," harap Menteri Sosial.
Disebutkan, bantuan yang diberikan untuk korban banjir di antaranya selimut, makanan, lauk pauk siap saji, famili kits, dan kasur. Bantuan itu diharapkan bisa membuat kenyamanan bagi para pengungsi.
"Kalau dari Kemensos, menangani korban terdampak. Sifat fisik di PUPR. Kita harapkan ke depan tidak terjadi banjir dengan perbaikan-perbaikan infrastruktur yang lebih baik," imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, mengatakan, untuk mengatasi banjir di pesisir Kabupaten Pekalongan sudah ada penambahan pompa bantuan dari Gubernur dengan kapasitas 500 liter perdetik. Pompa ini, kata Bupati, akan disiapkan di Desa Mulyorejo, karena desa itu merupakan hulunya Kabupaten Pekalongan di Kecamatan Tirto. "Air nanti kita pompa ke Sungai Meduri," kata dia.
Sementara itu, banjir di Kecamatan Wonokerto lebih luas lagi karena ada tanggul melintang penanggulangan rob. Menurutnya, dengan tanggul itu banjir rob sudah tidak ada, dan sekarang tinggal banjir air hujan kiriman. Sebab, hujan saat ini ekstrem sekali. "Sementara tanggulnya kita jebol agar air dari pemukiman bisa mengalir ke laut. Kita jebol sepanjang 5 meter di Sungai Mrican. Jika air laut pasang, tanggul kita tutup kembali karena ke depan pemerintah sudah menganggarkan untuk pompanisasi," ujar dia.
Dikatakan, di antara longstorage nanti ada pintu buangan, sehingga tahun depan tidak terjadi lagi banjir. "Kita sudah tahu anatominya kenapa banjir terjadi. Atas perintah Pak Gubernur untuk dilakukan normalisasi saluran, dan ini sudah kita lakukan. Sungai-sungai kita bersihkan untuk memperlancar arus," ujar dia. (had)