"Bahkan ada hadist lain di bab shalat yang menjelaskan bolehnya seseorang membunuh ular dan kalajengking dalam shalatnya. Kata Nabi shallallahu alaihi wasallam, dua hewan yang membinasakan bunuhlah walaupun kalian sedang dalam keadaan shalat. Ular dan kalajengking,"
Menurutnya, hadist 601 tentang hewan yang boleh dibunuh, tidak banyak yang merincikannya. Namun di sini ada bab khusus tentang bolehnya membunuh hewan-hewan ini.
"Saya kasih gambarannya, seperti misalnya ada hadist lain yang menyebutkan lima hewan dibunuh di wilayah haram atau di luar haram di dalamnya masuk ular, kalajengking, rajawali, gagak, tikus kemudian anjing buas dan cicak. Kenapa Allah Ta'ala suruh bunuh wallahualam. Ada hikmah, ndak ada hikmah, kita jalankan. Orang beriman menerimanya," katanya.
Namun, dari tujuh jenis hewan tersebut, ada rincian tersendiri mengenai ular. Yakni, jika kita melihat ular di rumah, bukan di tempat lain, hanya di rumah, maka sunnah Nabi shallallahu alaihi wasallam untuk mengusirnya tiga kali.
"Katakan keluarlah, tiga kali diusir. Karena kata Nabi shallallahu alaihi wasallam kalau kalian temukan ular di rumah kalian, maka ingatkanlah tiga kali. Kalau dia jelmaan jin, dia akan pergi. Jika ular ini tidak bergerak, tidak pergi, berarti ini ular biasa, bunuhlah dia. Ini perintah Nabi," ujarnya.
Pernah terjadi di zaman Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam hadist Bukhari, seorang sahabat baru menikah. Begitu dia pulang dari masjid menuju ke rumahnya, dia temukan istrinya keluar tanpa hijab. Cemburu dia, maka dia marah. Lalu istrinya bilang, jangan kamu marah dulu, lihat ada apa di dalam rumah. Maka sahabat itu pun masuk, ditemukan di ranjangnya ada ular besar, maka dia pun langsung menghunuskan pedangnya dan melawan ular tersebut, lalu dua-duanya mati.
"Kata Nabi shallallahu alaihi wasallam, entah siapa yang mati duluan di antara keduanya, tapi kalau ada ular di rumah kalian ingatkanlah tiga kali sebagaimana hadist yang saya jelaskan tadi," katanya.