Dokter Aisah menyarankan untuk memperbanyak kegiatan positif agar bisa dicontoh anak.
Sebenarnya, sejak lahir pun anak sudah aktif dalam merekam dan mencontoh orang tua dari apa yang dilihat dan didengarnya. Itu sebabnya anak disebut juga dengan peniru ulung.
Maka pahami dengan betul bahwa sebagai orang tua, selalu usahakan jangan hanya menasehati sebatas ucapan atau teguran, tapi beri contoh perilaku yang baik secara konsisten.
2. Penuhi Bahasa Kasih Anak
Karena dari sejak bayi anak sudah mulai merekam dan merasakan banyak hal dengan inderanya, maka pastikan anak menerima dan merasakan dengan penuh kasih sayang orang tuanya.
Sehingga anak tumbuh dengan penuh cinta. Seringlah mengapresiasi anak lewat pujian jika bahasa kasihnya lewat ucapan.
Atau peluklah dia jika bahasa kasihnya adalah sentuhan. Karena pemenuhan bahasa kasih anak akan sangat memengaruhi pertumbuhan pemahaman otak pada anak.
BACA JUGA:Yakin Ucapan adalah Doa: Belajar Ilmu Parenting dari Kisah Imam Besar Masjidil Haram
3. Hindari Menggunakan Konotasi Negatif
Dalam mendidik anak, baik saat menegur, mengingtkan, hingga saat anak berbuat kesalahan fatal pun jangan sampai sebagi orang tua menggunakan kalimat negatif dalam mendidiknya.
Dokter Aisah menjelaskan bahwa konotasi negatif yang mungkin terlihat jarang dipakai, atau bertujuan mengingatkan dapat tetap memengaruhi pikiran dan karakter anak.
Beliau juga menegaskan bahwa dengan melabeli anak dengan konotasi negatif seperti nakal, malas, dan sejenisnya sama saja dengan mendoakan anak untuk menjadi seperti itu. Gantilah dengan istilah atau ungkapan yang baik dalam setiap berkomunikasi dengan anak.
Untuk menciptakan suasana mendidik anak yang berhasil, dibutuhkan kerja sama yang kuat antara orang tua, baik ayah dan ibu. Jangan hanya saling mengandalkan satu sama lain, tapi cobalah saling bekerjasama dan melengkapi satu sama lain.