Jadi memang ada perbedaan parenting dalam mendidik anak zaman dulu dengan zaman milenial sekarang ini. Dan beberapa orang tua zaman milenial ini mungkin masih ada yang ikut menerapkan pola asuh pasca kolonial ini.
Hal ini bisa terjadi karena saat para orang tua zaman milenial kecil, orang tua mereka masih kental menerapkan pola asuh kolonial.
Sedangkan pengaruh pola asuh kolonial zaman dulu dijelaskan oleh dr Aisah Dahlan masuk kategori pola asuh yang keras. Dimana orang tua masih beranggapan bahwa dengan memberi peringatan fisik seperti mencubit, atau menyabet.
Intinya adalah pola asuh yang dilarang membantah arahan atau nasihat orang tua.
Padahal kondisi orang tua di masa remajanya saat itu pun juga pasti sedang dalam pengaruh hormon. Layaknya sikap para remaja yang punya rasa ingin membantah, namun tercegah akibat bentuk pola asuh kolonial.
Selanjutnya dr Aisah menjelaskan bahwa, "Adapun sekarang jika kita memakai pola asuh kolonial pada generasi anak remaja zaman milenial akan amat berbahaya."
Maka beda cara pola asuh antara pola asuh zaman kolanial dengan pola asuh milenial saat ini.
Tindakan pola asuh kolonial seperti menyubit, menghardik, maupun memukul sudah justru akan menjadi boomerang yang menjadikan anak membangkang atau berperilaku negatif.
"Akan membuat anak memilih untuk jauh dari lingkungan rumah karena tidak nyaman dengan perilaku orang tuanya." tutur dr Aisah Dahlan menambah keterangannya.
Yang parahnya, saat memaksakan jenis pola asuh yang tidak tepat akan membuat anak tidak mau mengikuti arahan orang tua. Bahkan bisa sampai melakukan perilaku menyimpang, seperti narkoba, dan suka dengan sesama jenis.
Maka penentuan pola asuh anak harus benar-benar ditentukan dengan bijak, dan disesuaikan dengan perkembangan zamannya.(*)