KAJEN - Krisis air bersih di Kabupaten Pekalongan kian meluas akibat kemarau panjang tahun 2019. Ribuan jiwa yang tersebar di enam desa di enam kecamatan saat ini mengalami krisis air bersih akibat sumur-sumur mulai mengering.
Keenam desa yang mengalami krisis air ini masing-masing di Kelurahan/Kecamatan Sragi, Desa/Kecamatan Kesesi, Desa Pecakaran, Kecamatan Wonokerto, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni, dan Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan, Budi Raharjo, kemarin, menerangkan, jumlah desa yang mengajukan bantuan dropping air bersih terus bertambah. Jika sebelumnya hanya ada dua desa yakni di Kelurahan Sragi dan Desa Kesesi, beberapa desa lainnya juga mengajukan permohonan bantuan distribusi air bersih. Di antaranya, Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni, dan Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo.
Disebutkan, BPBD sudah melakukan dropping 10 tangki di Kelurahan Sragi, untuk memenuhi kebutuhan air bagi 1.176 jiwa atau 340 kepala keluarga di kelurahan itu. Dropping air bersih juga dilakukan di Desa Kesesi sebanyak 17 tangki untuk memenuhi kebutuhan air bagi 422 kepala keluarga atau 1.411 jiwa di Desa ini.
Selanjutnya, kata dia, dropping air bersih dilakukan di Desa Pecakaran. Hingga kemarin, pihaknya sudah mendropping 6 tangki di desa ini, untuk memenuhi kebutuhan air bagi 1.036 jiwa (259 KK).
"Krisis air bersih juga dialami warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Kajen, sehingga kami melakukan dropping 2 tangki air untuk memenuhi kebutuhan air bagi 1.676 jiwa atau 481 KK di desa ini," terang dia.
Wilayah perkotaan lain yang mulai mengalami krisis air bersih, kata dia, di Desa Rowocacing, Kecamatan Kedungwuni. Di desa ini, lanjut dia, BPBD sudah melakukan dropping dua tangki untuk mencukupi kebutuhan 1.351 jiwa atau 413 KK.
"Hingga Sabtu kemarin kami sudah dropping 37 tangki di lima desa, atau sekitar 185 ribu liter air. Ini belum termasuk dropping pada hari Minggu di Dukuh Gembyang, Kelurahan Sragi, dan di Dukuh Manggal, Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo," katanya.
Sekretaris Kelurahan Sragi, Wahyu Sri Lestari, mengatakan, akibat musim kemarau panjang, sumur-sumur warga mengalami kekeringan, sehingga warga mengalami krisis air bersih. Menurutnya, ada empat pedukuhan yang warganya kesulitan air, yakni di Dukuh Sragi, Pesantren, Gembyang, dan Dukuh Jatimalang. "Krisis air ini sudah mulai dirasakan kira-kira sudah tiga bulanan," terang dia.
Disebutkan, sebelum ada dropping air bersih dari BPBD dan bantuan pihak-pihak lain seperti dari Ikaba 2002 tersebut, untuk mencukupi air warga ada yang mengandalkan air PAM meskipun airnya ke luar crat-crit, membeli air isi ulang (galonan), hingga ngangsu air di rumah tetangga yang berlangganan PDAM, bahkan ada pula yang ngangsu ke desa sebelah.
"Air galon ini untuk masak dan minun. Untuk kebutuhan lainnya setahu saya seperti di Dukuh Pesantren ngangsu di tetangganya yang punya PAM. Di Gembyang ngangsu di rumah-rumah saudaranya di Wonosari," kata dia. (ap5)