Lahan Budidaya Perikanan Berkurang 500 Ha

Kamis 05-09-2019,13:25 WIB

*Perubahan dalam RTRW

KOTA - Lahan budidaya perikanan di Kota Pekalongan, berkurang drastis seluas 500 hektar dari sebelumnya seluas 800 hektar akan menyusut menjadi hanya sekitar 300 hektar. Hal itu terjadi setelah Pemkot Pekalongan mengalihfungsikan lahan budidaya perikanan seluas 500 hektar di Kelurahan Bandengan, Pabean dan Kandang Panjang, dalam perubahan Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Ilustrasi Tambak ikan. (Dok Radar Madura)

Kabid Perikanan Budidaya pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati mengungkapkan, 500 hektar lahan budidaya perikanan akan dialihfungsikan menjadi lahan konservasi. Perubahan tersebut sudah diusulkan dalam revisi Perda RTRW. "Jadi untuk lahan budidaya di bagian barat tanggul, dialihfungsikan menjadi lahan konservasi sebagai salah satu upaya untuk mengurangi dampak banjir rob," ungkapnya, Rabu (4/9).

Lilik menambahkan, pengalihfungsian lahan dilakukan melihat kepentingan yang lebih besar yakni mendukung upaya untuk membebaskan wilayah-wilayah tersebut dari bencana banjir rob. "Ini kondisi yang harus diputuskan. Karena masyarakat di sana sudah bertahun-tahun menderita karena banjir rob," tambahnya.

Namun dia memastikan bahwa pengurangan lahan budidaya perikanan tidak berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan ikan sebagai bagian dari program Gemar Makan Ikan di Kota Pekalongan. Sebab kebutuhan ikan dapat dipenuhi melalui sumber perikanan tangkap maupun dipenuhi dari daerah lain.

"Kalau untuk suplai kebutuhan ikan ada beberapa sumber lain yang bisa diandalkan untuk memenuhi permintaan. Untuk beberapa tambak di bagian timur tanggul masih tetap kami genjot agar dapat meningkatkan produksi. Sehingga target untuk menggerakan Gemar Makan Ikan tidak akan berpengaruh dan kami pastikan bisa tetap berjalan," katanya.

Meski akan dialihfungsikan menjadi lahan konservasi, namun dia menyatakan bahwa masyarakat atau para petani tambak di wilayah-wilayah tersebut didorong untuk tetap dapat memanfaatkan lahan yang ada. Salah satunya melalui sistem 'silvofishery', yakni budidaya perikanan di tengah lahan konservasi.

"Kami akan coba sinergikan dan mendorong agar petambak yang ada di wilayah konservasi untuk memanfaatkan sistem tersebut. Sehingga masyarakat petambak tetap dapat menjalankan kegiatan budidaya tanpa harus membuat tambak yang besar," tandasnya.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait