Lepas Kirab, Habib Luthfi Minta Masyarakat Rawat Sejarah

Sabtu 30-11-2019,13:20 WIB

KIRAB - Habib Lutfi Bin Yahya bersama Bupati Batang, Wihaji, ikut mengiringi Kirab Merah Putih.

BATANG - Menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, ratusan Ormas Islam, TNI, Polri dan pramuka mengarak 99 Bendera Merah Putih dari Makam Syeikh Tholabuddin di Desa Masin, Kecamatan Warungasem menuju Alun alun Kota Pekalongan, Jum'at (29/11) kemarin.

Puluhan pasukan kirab yang akan menempuh jarak 6,8 km tersebut dilepas oleh Habib Luthfi bin Yahya didampingi Bupati Batang Wihaji, Ketua MUI Kabupaten Batang KH Zainul Iroqi, dan Ketua PCNU Kabupaten Batang, Achmad Taufiq.

Dalam sambutannya, Bupati Wihaji mengapresiasi Kanzus Sholawat yang telah menginisiasi kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Kirab Merah Putih. "Jangan lupa sejarah, banyak pahlawan terdahulu kita gugur di medan perang karena mengorbankan jiwa raganya dan harta bendanya untuk melawan penjajah," kata Wihaji.

Oleh karena itu, lanjutnya, sudah menjadi kewajiban bagi generasi penerus bangsa untuk bersama sama mengemban amanah perjuangan para pahlawan. Kewajiban masyarakat menurutnya sangat sederhana, yakni cinta merah putih, sehingga akan tumbuh cinta kepada NKRI.

"Mari kita cintai negeri kita seutuhnya, harga mahal saat ini untuk mewujudkan persatuan dan persatuan jangan mudah terkoyak, terpecah belah karena isu dan berita hoax," pinta Wihaji.

Sementara itu, Habib Luthfi bin Yahya, saat membuka kirab, lebih menekankan agar generasi muda tidak melupakan sejarah. "Sejarah menjadi alasan kenapa kirab dimulai di Desa Masin. Pasalnya semasa zaman penjajahan, desa ini menjadi saksi perjuangan, pejuang merebut Pekalongan," ucapnya.

Pimpinan Kanzus Sholawat itu juga mengemukakan, sejarah Desa Masin harus dimasukkan ke kurikulum pendidikan. "Agar generasi penerus bangsa tahu, bahwa Desa Masin merupakan lokasi merebut Kota Pekalongan. Sejarah harus kuat untuk mengokohkan NKRI," pungkasya. (fel)

Tags :
Kategori :

Terkait