**Korban Tol Cipali
SRAGI - "Mak saya kerja dulu. Doakan njeh agar selamat," kalimat terakhir itu terucap dari mulut seorang anak berbakti bernama Salsis (24), warga Dukuh Serut RT 001 RW 006, Desa Tegalontar, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan saat berpamitan dengan ibunya saat akan kembali ke tanah rantau di Jakarta, Rabu (13/11) petang.
Namun tak disangka kalimat itu menjadi ucapan perpisahan anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Cohardi (55) dan Ratnasari (45). Lajang kelahiran 5 Mei 1995 ini menghembuskan nafas terakhir dalam kecelakaan maut di tol Cipali di Subang, Jawa Barat. Bus Arimbi yang dinaikinya bertabrakan dengan bus Sinar Jaya.
Baca Juga : Kecelakaan Maut Tewaskan Tujuh Orang di Tol Cipali, Sopir PO Sinar Jaya Jadi Tersangka
Ratnasari yang kesehariannya bekerja sebagai penjual jamu keliling ini ditemui di rumah duka, Kamis (14/11), mengatakan, Salsis merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Menurutnya, dari enam anaknya itu putra pertamanya sudah meninggal dunia, dan kini Salsis menyusul. "Anaknya biasa saja. Sopan dan penurut sekali," tutur dia.
Baca Juga : Pulang untuk Mencoblos Pilkades, Satu Keluarga Jadi Korban Laka Tol Cipali
Diceritakan, keinginan terakhir anaknya adalah ingin menikah. Menurutnya, anaknya itu sudah bertunangan dengan seorang gadis dan direncanakan keduanya akan menikah pada bulan Maret 2020. "Keinginannya terakhir ya pingin cepat menikah, karena memang sudah punya calon. Rencananya akan menikah pada bulan tiga nanti," katanya.
Sementara itu, ayah korban bernama Cohardi mengatakan, ia mendapatkan informasi anaknya meninggal dunia karena mengalami kecelakaan di tol Cipali dari petugas. Ia tak tahu pasti apakah itu petugas tol atau lainnya. "Tadi pagi sekitar pukul 08.00 WIB saya dapat informasi ini dari petugas," katanya.
Disebutkan, anaknya yang lulusan SMK itu sudah satu tahun bekerja di Jakarta. Anaknya ini bekerja sebagai tukang reparasi AC dan listrik di salah satu mall di Jakarta. "Anak saya memang biasa sebulan sekali pulang, dan kemarin libur di kampung sekitar satu minggu," terang dia.
Ia pun mengaku tidak ada firasat apapun. Anaknya juga biasa-biasa saja, bahkan anaknya itu tidak pernah mengeluh.
"Rencananya dia mau menikah. Calonnya sudah ada. Saya sebagai orang tua ya tinggal ngikut anak. Anak kapan, saya tinggal ngikut," katanya.
Cohardi sendiri didampingi adik korban bernama Vega, kerabat Husni, dan Kadus Serut Imam Maliki kemarin siang dengan menggunakan mobil ambulans LazisMu berangkat ke RSUD Subang untuk menjemput jenazah korban.
Sementara itu, perangkat desa setempat Sardono (41), mengatakan, pihak desa kali pertama mendapat informasi dari medsos. "Begitu dapat informasi itu langsung Sekdes datang ke keluarga korban untuk mengkonfirmasi sekaligus menyampaikan bela sungkawa," kata dia.
Disinggung rencana pemakaman korban, Sardono mengakui belum mengetahuinya. "Jika nanti datangnya tidak terlalu malam bisa jadi langsung dimakamkan, tapi biasanya menunggu pihak keluarga jauh datang dulu jadi mungkin bisa besok pagi," katanya. (had)