RADARPEKALONGAN.CO.ID - Artikel ini membahas terkait adanya sosok wali perempuan sekaligus pejuang di Pekalongan, siapakah beliau? Mari kita simak sampai akhir.
Jauh sebelum RA Kartini lahir dan menginspirasi, di Pekalongan hidup seorang perempuan yang juga berjiwa ksatria, yang berani mengambil risiko dan tanggung jawab besar.
Dilansir dari beberapa sumber yang kami temukan, sosok ini bukanlah sosok sembarangan, beliau adalah putri dari salah satu ulama sekaligus wali besar di Pekalongan.
Beliau adalah putri dari Ki Ageng Rogoselo, ulama berpengaruh yang makamnya hampir tak pernah sepi peziarah, makamnya berada di Desa Rogoselo, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.
BACA JUGA:Kenali 8 Makam Wali di Sapuro Pekalongan, Banyak Diisi Tokoh Hebat
BACA JUGA:Wali Mastur Jadi Rais Syuriah NU Pertama Cabang Pekalongan dan Muktamar NU 1930 di Pekalongan
Sosok wali perempuan sekaligus pejuang di Pekalongan yang dimaksud ialah Ibu Agung Siti Fatimah Ambariyah, atau lebih akrab disebut Siti Ambariyah.
Seperti halnya kisah-kisah RA Kartini yang banyak menginspirasi banyak perempuan, Siti Ambariyah pun demikian, beliau memilih mengabdikan waktunya untuk sebuah tanggung jawab yang lebih besar.
Ibu Siti Ambariyah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk ajaran agama Islam serta perjuangan melawan penjajah, diketahui saat itu menghadapi jajahan dari bangsa Portugis.
Berkat jasa besarnya, nama beliau masih harum sampai sekarang, makamnya selalu ramai dikunjungi para peziarah baik dari Pekalongan maupun sekitarnya.
BACA JUGA:Sudah Meninggal tapi Menemui Orang, Di Pekalongan Ada Wali yang Hidup di Atas Pohon Kelapa
Peziarah yang datang ke makam Siti Ambariyah bukan hanya dari kalangan perempuan saja, banyak juga dari peziarah laki-laki yang ingin mengalap berkahnya.
Setiap tahun acara haulnya pun selalu diselenggarakan untuk mengenang jasa-jasanya, Ibu Siti Ambariyah sampai kini benar-benar masih menginspirasi.
Makam Ibu Agung Siti Fatimah Ambariyah berada di Desa Bukur, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan. Jalan menuju makam beliau sudah cukup mudah karena banyak terpasang papan penunjuk.
Dari Alun-alun Kajen Kabupaten Pekalongan, makam beliau berjarak kurang lebih 6,5 km, dan berjarak 8,6 km jika dari UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan.