BACA JUGA:Kenali 8 Makam Wali di Sapuro Pekalongan, Banyak Diisi Tokoh Hebat
BACA JUGA:Wali Mastur Jadi Rais Syuriah NU Pertama Cabang Pekalongan dan Muktamar NU 1930 di Pekalongan
Mereka bermain bola di Alun-alun Utara atau sesekali di Alun-alun Selatan yang tak jauh dari rumah, biasanya mereka bermain bola pada sore hari setelah selesai mengaji kepada Kyai Kamaludiningrat di Masjid Gedhe Kauman.
Kegemarannya bermain sepak bola juga membentuk sifat dan sportivitas Muhammad Darwis, hal ini dapat kita lihat dari organisasi Muhammadiyah yang beliau dirikan dan pimpin.
Bahkan hingga kini Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi dengan kepemimpinan yang kolegial, kepemimpinan yang tidak menonjolkan karisma seseorang, melainkan dengan kerja sama dan mencari titik temu jika terjadi perbedaan di antara para pemimpinnya.
Bisa kita lihat, hal tersebut hampir sama dengan yang terjadi dalam permainan sepak bola, di mana permainan ini tidak selalu menonjolkan perorangan, namun lebih kepada kerja sama tim.
BACA JUGA:Kedekatan Kyai Amir Idris Simbang dengan Kyai Abu Bakar Kradenan, 2 Ulama Besar dari Pekalongan
Itulah kisah singkat mengenai kegemaran KH Ahmad Dahlan bermain sepak bola, kegemaran yang juga membentuk cara kepemimpinannya. Demikian semoga bermanfaat.(*)