KOTA - DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pekalongan, tetap akan menggelar agenda sadranan pada pertengahan November mendatang. Namun kali ini, ritual tahunan tersebut akan digelar secara sederhana dan terbatas. Agenda sadranan hanya akan dilaksanakan dengan kegiatan utama larung sesaji tanpa ada agenda pendamping lainnya seperti yang dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Ketua DPC HNSI, Imam Menuharun mengungkapkan, sadranan memang sudah menjadi agenda tahunan bagi nelayan dengan acara intin larung sesaji ke laut. "Sadranan tetap digelar, tapi hanya ritual larung saja sudah selesai. Tidak ada acara pendamping lainnya," tutur Imam, Senin (1/11/2021).
Begitupun untuk tamu maupun nelayan yang menghadiri kegiatan juga dibatasi. "Hanya dihadiri kami dari HNSI dan mungkin perwakilan dari Pemkot yaitu dari Dinas Pariwisata. Kemudian untuk yang bertugas melarung, hanya ada beberapa kapal. Sekitar lima sampai tujuh kapal. Itupun hanya nahkoda dan nelayan yang bertugas saja. Kalau sebelumnya, yang ikut bisa belasan kapal," tambahnya.
Digelarnya sadranan secara terbatas, dikatakan Imam berkaitan dengan kondisi pandemi dan penerapan PPKM yang masih berlangsung. Dalam agenda tahun-tahun sebelumnya, sadranan selalu dihadiri oleh ratusan orang. Selain ritual larung sesaji, berbagai acara pendamping juga menarik minat besar dari masyarakat. Harapannya, dengan digelar secara sederhana dan terbatas agenda sadranan tak menimbulkan kerumunan.
Menurut Imam, ritual larung sesaji sudah menjadi budaya yang harus dilaksanakan oleh nelayan setiap tahunnya. Ritual tersebut menjadi salah satu bentuk syukur atas hasil tangkapan pada tahun sebelumnya dan juga harapan agar hasil tangkapan di waktu ke depan juga semakin banyak.
"Memang untuk larung, ini harus dilaksanakan. Kalau tidak, nelayan banyak yang mempertanyakan kok tidak ada larung. Makanya kami tetap gelar agenda sadranan secara terbatas saja," tambahnya.
*Pandemi Tak Berpengaruh Besar
Sementara mengenai kondisi nelayan selama pandemi maupun penerapan PPKM, Imam menyatakan bahwa tidak ada pengaruh besar terhadap kegiatan nelayan. Sebagian besar kapal juga tetap berangkat melaut. Namun saat awal penerapan PPKM di mana kasus masih menyentuh angka tertinggi, pengetatan prokes tetap dilaksanakan.
"Saat itu kami selalu imbau agar nelayan menerapkan prokes. Setiap kedatangan kapal, dari kami bersama tim Satgas juga selalu melakukan pemeriksaan. Tapi seiring kasus yang menurun, pemeriksaan sudah tidak ada lagi tapi untuk imbauan prokes tetap selalu kami sampaikan," katanya.
Sedangkan terkait vaksinasi, Imam mengatakan bahwa HNSI maupun kelompok nelayan memang tidak pernah menggelar secara khusus vaksinasi bagi nelayan. Namun pihaknya sudah menginstruksikan agar nelayan bisa mengakses vaksinasi melalui puskesmas maupun instansi yang menggelar vaksinasi massal.
"Untuk yang khusus dilaksanakan oleh kami, memang tidak ada. Karena jadwalnya nelayan itu susah, tidak menentu. Sehingga nelayan kebanyakan ikut di puskesmas atau instansi lain yang menggelar vaksinasi seperti Polres. Sebagian besar, untuk nelayan sudah ikut vaksinasi bersama keluarga masing-masing," tandasnya.(nul)