BATANG - Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) menjadikan empat kepolisian wilayah daerah sebagai lokasi penelitian penanggulangan kejahatan produksi dan distribusi bahan pangan, serta dampak kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
Ketua Tim Penelitian STIK, Kombes Polisi Irfing Jaya mengungkapkan, empat Polda yang dijadikan sebagai lokasi penelitian tersebut adalah Polda DKI Jakarta, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
"Untuk di wilayah Polda Jawa Tengah, kita melakukan penelitian dari mulai wilayah Polres Demak hingga Polres Cilacap. Termasuk Polres Batang pada hari ini," ungkap Irfing usai melakukan pemaparan di Markas Polres Batang, Senin (16/9) sore.
Ia mengatakan, semua polres yang berada di empat polda tersebut akan dijadikan lokasi penelitian penanggulangan tindak kejahatan pangan dengan mempertimbangkan tipologi tindak kejahatan cukup tinggi.
"Tindak pidana kejahatan pangan ini banyak menyumbangkan inflasi, sehingga Polri perlu fokus melakukan penelitian tindak kejahatan itu. Kendati demikian, kami belum bisa membeberkan hasil penelitian itu karena baru melakukan audensi dengan masyarakat. Saat ini, kami masih menunggu keluhan dari masyarakat terkait hal itu," jelas Irfing.
Menurut dia, tindak kejahatan pangan seperti penimbunan bahan kebutuhan pokok dilakukan oleh pelaku saat perayaan hari besar seperti Lebaran dan tahun baru.
Kendati demikian, kata dia, penindakan terhadap para penimbun sembako itu adalah menjadi satuan tugas (satgas) pangan. Sementara STIK hanya melakukan penelitian yang bisa menjadi referensi atau masukan pada mereka dalam bentuk tulisan.
"Basic kami hanya pendidikan dan membuat penelitian untuk membuat referensi masalah tindak pidana pada mahasiswa STIK saja," ujarnya.
Wakapolres Batang, Kompol Hartono mengatakan, Polres Batang mengapresiasi adanya kegiatan penelitian yang dilakukan oleh tim STIK tersebut.
"Kami berharap, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh STIK ini dapat bermanfaat bagi Polres Batang, instansi, dan masyarakat," pungkasnya. (fel)