PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Program Studi Kesehatan Masyarakat (Prodi Kesmas) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan (FIK Unikal) menggelar ceremonial penerjunan Mahasiswa Praktek Belajar Lapangan (PBL) yang menyasar ke 11 Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat yang berbasis Pesantren.
Acara yang diikuti oleh 70 mahasiswa secara daring dan luring, jajaran Civitas akademika Unikal serta dihadiri langsung oleh Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan dan perwakilan dari SMA/ Sederajat maupun Pondok Pesantren (Ponpes) di wilayah Kabupaten Pekalongan.
Dekan FIK Unikal Dr. Rr. Vita Nur Latif., M.Kes menyampaikan bahwa kegiatan PBL pada tahun ini memberikan warna tersendiri berbeda dengan PBL pada waktu-waktu lalu dengan komunitas masyarakat yang lebih luas. Namun pada PBL tahun ini difokuskan pada wilayah yang lebih memberikan kebermanfaatan, karena memang di Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya ini Pesantren menjadi lembaga pendidikan sangat diminati.
"Nah Pesantren ini kan menjadi tempat berkumpulnya kelompok usia remaja dan dewasa untuk menuntut ilmu, dan mereka berinteraksi selama satu kali 24 jam. Sehingga hal tersebut menjadi konsen kami untuk bagaimana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik kesehatan reproduksi remaja, kesehatan mental remaja dan lain sebagainya," ungkap Vita.
Dengan mengusung tema " Santri Sehat, Generasi Hebat menuju Indonesia Emas " diharapkan bisa menjadi awal untuk Prodi Kesmas semakin memberikan dampak dan manfaat secara luas di masyarakat Pekalongan dan sekitarnya.
Sementara itu Kaprodi Kesmas Unikal Ristiawati, S.KM., M.Kes. menambahkan bahwa PBL ini merupakan salah satu mata kuliah wajib di Prodi Kesmas. PBL sendiri mempunyai dua tahapan, PBL I untuk mengindentifikasi masalah, dan PBL II untuk mengintervensi kegiatan berdasarkan hasil identifikasi di PBL I dan FGD dengan waktu pelaksanaan kurang lebih dua bulan.
"Program yang kami bawa mengacu pada instrumen Kementerian Kesehatan, meskipun dalam pelaksanaannya identifikasi masalah di setiap tempat berbeda, dan tentu programnya pun berbeda. Jadi kita sesuaikan dengan masing-masing lembaga setelah melalui kesepakatan program dari proses musyawarah sekolah," jelasnya.
Setelah itu, ditambahkan oleh Ristiawati program PBL akan ditutup dengan Expo yang melibatkan para siswa serta perwakilan dari sekolah maupun Ponpes. Expo akan dimeriahkan dengan berbagai macam lomba dibidang kesehatan serta kegamaan.
"Kami berharap, ini menjadi sebuah rangkaian upaya pemberdayaan masyarakat pada komunitas remaja. Karena memang keunggulan program ini Kesehatan Masyarakat ini adalah pemberdayaan, yang kita berdayakan saat ini adalah kelompok-kelompok remaja bukti atau hasil dari pemberdayaan itu sendiri adalah kemandirian dengan program tetap berjalan meskipun kegiatan program PBL telah usai," pungkasnya.(Mal)