Menengok Kisah Cinta Abdu pada Ani yang Tak Pandang Fisik

Kamis 17-10-2019,10:25 WIB

**Meski Miliki Tumor di Wajah, Abdu Justru Kesengsem ke Ani

SAH - Ani dan Abdu usai melangsungkan akad nikah, Senin pagi (14/10).

BATANG - Senin pagi, (14/10) menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Muhammad Abdu (29) dan Rodhi Ani (25). Pasalnya di hari itulah kedua sejoli ini sah menjadi sepasang suami istri. Kebahagiaan mereka melangsungkan pernikahan juga dielu-elukan oleh warganet. Bahkan kabar pernikahan mereka ini sempat viral di jejaring sosial, bahkan santer terdengar hingga luar pulau.

RUPANYA banyak di antara warganet yang justru terbawa perasaan alias baper, melihat kebahagiaan pasangan yang sebelumnya sudah menjalin kasih sekitar tiga tahun ini. Pasalnya, sang lelaki, Abdu warga Jeruksari Pekalongan ini tak malu bahkan terlihat tulus mencintai perempuan yang kerap disapa Ani, meski Ani memiliki kekurangan dalam fisiknya.

Secara keseluruhan, Ani warga Lebo Warungasem Batang ini tak berbeda dengan perempuan pada umumnya. Hanya sebagian wajah cantiknya ini harus tertutup oleh tumor jinak yang sudah ada pada dirinya sejak berumur sebulan. Meski begitu, Abdu tidak memandang Ani sebelah mata. Malah lambat laun sejak perkenalan pertama ia semakin jatuh hati pada anak ke10 dari 11 bersaudara putri pasangan Karjani dan Rantimi ini.

"Awalnya saya dulu teman kakaknya, kami tergabung dalam grup facebook yang sama. Kebetulan sering ada kegiatan di sini (rumah Warungasem) hingga akhirnya kenalan dan sering berinteraksi. Dan seringnya kalau saya ke sini, Ani yang bikinkah teh, dan entah kenapa teh buatannya itu enak sekali," terang Abdu saat diwawancarai di kediaman Ani di Lebo Warungasem, (16/10).

Abdu menjelaskan, setelah beberapa bulan masa penjajakan, Abdu dan Ani pun saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Dan sudah hampir tiga tahun terakhir ini keduanya menjalani masa pacaran layaknya muda-mudi lainnya. Tak jarang Abdu yang berprofesi sebagai buruh batik ini, mengajak Ani mengunjungi tempat-tempat wisata di Batang, atau tak jarang sekadar berkeliling mengunjungi pasar tiban yang ada di sekitar rumah Ani.

"Ya pas pacaran, pernah juga berantem. Tapi entah kenapa rasanya sudah sreg aja sama dia. Orangnya kelihatan tulus dan baik dan juga mau menerima saya apa adanya. Mungkin karena sudah jodoh ya, jadi ya kami benar-benar mantap untuk meresmikan hubungan ke jenjang pernikahan bahkan sudah dari sekitar satu tahun lalu," terangnya diamini oleh Ani. .

Awalnya pihaknya hanya iseng ingin membagikan kebahagiaan mereka di media sosial. Tapi ternyata lantaran dibagikan beberapa teman, postingan tentang berita pernikahan mereka viral di dunia maya. Terkait dengan respon dari warganet tentang pernikahan mereka, mereka melihatnya dari segi positif. Mereka bersyukur prinsip mereka mencintai seseorang tanpa memandang fisik bisa dicontoh bagi orang lain. Khususnya bagi yang hingga kini belum menemukan pasangan.

"Memang ada yang komentar negatif, editan lah dan sebagainya. Sebenarnya istri saya awalnya juga iseng saja ketika posting di media sosial. Tapi kami lihat dari sisi baiknya saja. Kami senang jika banyak orang yang terinspirasi, dan bisa mengikuti jejak kami, bahwa mencintai orang tidak hanya sebatas fisiknya saja, tapi lebih kepada hati yang saling tulus mencintai, dan menerima pasangan apa adanya," pesan dua sejoli ini..

Keduanya pun tak menampik ingin segera mendapatkan momongan. Tetapi mereka tetap berusaha menjalankan pernikahan mereka mengalir sesuai dengan rencana Allah. Dan berharap bisa menjadi keluarga sakinah mawaddah warohmah hingga maut memisahkan

Mewakili orang tuanya, kakak kandung Ani, Indah Riyanto (38) dan Ahmad Sohir (42) turut berbahagia atas pernikahan adik mereka. Riyanto menjelaskan, memang tumor jinak yang ada di wajah adiknya itu sudah dimiliki sejak berumur sekira satu bulan. Dan karena keterbatasan biaya, hingga kini pihak keluarga belum bisa melakukan operasi untuk mengangkat tumor ini.

"Sebenarnya ketika lahir itu normal, tapi memang kemudian mungkin kurang beruntung. Pasalnya ketika umur satu bulan ibu saya memberi madu untuknya karena dia tidak mau minum ASI. Dan entah bagaimana kronologisnya waktu itu madunya itu netes ke mata dan hingga akhirnya sekitar mata adik saya digigit semut, hingga tiba-tiba muncul benjolan dan lama-lama setelah diperiksa itu adalah tumor jinak," terang kakak ketiga Ani ini.

Dijelaskan, ketika balita sebenarnya pihak keluarga sudah ingin melakukan operasi. Namun saat itu umur Ani belum cukup untuk menjalani operasi. Sayangnya ketika umurnya sudah cukup, malah pihak keluarga terbentur masalah ekonomi. Sebagai masyarakat yang tergolong kurang mampu, keluarga tidak memiliki BPJS waktu itu. Dan saat itu hanya ada bantuan Jamkesda yang hanya bisa mengcover biaya Rp5 Juta dari total biaya operasi sekitar Rp60 Juta.

Meski awalnya sempat kurang percaya diri, Ani tetap sabar menjalani kehidupannya. Dari zaman sekolah di madrasah hingga kini sudah bekerja sebagai buruh konveksi di desa sebelah. Menurutnya, Ani juga bukanlah anak yang neko-neko dan penyabar meski kadang tumor jinaknya tak jarang menimbulkan nyeri.

"Kami sekeluarga sangat bahagia, karena adik kami sekarang bisa menemukan seseorang yang ia cintai dan juga mencintai dia. Karena saya juga kenal Abdu, saya juga yakin Abdu ini memang tulus, dan baik. Sehingga kami percaya Abdu bisa bertanggung jawab dan menjaga serta membahagiakan adik kami," imbuhnya.

Tags :
Kategori :

Terkait