Partisipasi Pemilih di Atas Nasional, Pengamat Sebut Batang Jadi Success Story Penyelenggaran Pilkada

Kamis 23-01-2025,19:15 WIB
Reporter : Novia Rochmawati
Editor : Dony Widyo

BATANG - KPU Kabupaten Batang menggelar FGD Menakar Kontribusi Kampanye terhadap Pendidikan Pemilih pada pemilihan Tahun 2024, Kamis 23 Januari 2025 di Hotel Sendang Sari Batang. Pada kesempatan ini, KPU Kabupaten Batang menghadirkan dua narasumber dari Direktur Akademi Pemilu dan Demokrasi (APD) Masykurudin Hafidz, dan Koordinator Daerah APD Jawa Tengah, Anik Sholihatun. 

Masykurudin Hafidz atau yang kerap disapa Cak Masykur ini turut menyoroti success story Batang dalam Pilkada 2024. Batang dianggap berhasil menembus tingkat partisipasi di atas rata-rata nasional, bahkan melampaui 80 persen. 

BACA JUGA:Terkait Pelantikan Bupati Batang Terpilih, Calon Terpilih dan KPU Masih Menunggu Aturan Resmi

"Partisipasi pemilih nasional itu sekitar 71 persen, dan Batang ada di angka 81 persen. Oleh karenanya, kita perlu belajar dari apa yang dilakukan penyelenggara Pemilu Batang, kenapa di atas rata-rata.

Dan bahkan tidak jauh beda tingkat partisipasinya dengan Pileg dan Pilpres. Sebenarnya ini success story. Dan tentunya ini didukung dengan beberapa alasan, kenapa bisa sampai tembus 80 persen," Jelasnya. 

Menurutnya, keberhasilan partisipasi pemilu tersebut tak hanya berkat kinerja kepenyelenggaraan dari KPU Batang saja. Tetapi juga ada faktor dari partai politik, pemerintah, masyarakat ataupun faktor non elektoral. 

Dari data yang ia miliki, Cak Masykur menyebut ada sekitar 218 kabupaten kota yang partisipasi pemilih di atas rata-rata nasional. Di mana Batang menjadi salah satunya yang tembus lebih 80 persen. 

BACA JUGA:Rizal Bawazir Desak Akhir Februari Truk Besar Tak Lagi Melintas di Pusat Kota Pekalongan dan Batang

"Ini menunjukkan, kalau ada orang bilang, Pilkada partisipasinya rendah karena ada kejenuhan dari pemilih, itu tidak terbukti, itu salah. Karena 218 kabupaten kota itu partisipasinya tinggi. Jadi jawaban bahas masyarakat yang jenuh itu faktornya tidak disebabkan oleh faktor yang dilakukan oleh KPU. Pasti ada faktor lainnya, misalnya faktor-faktor substansial yang mempengaruhi," pungkasnya. 

Sementara itu, Koordinator Daerah APD Jawa Tengah, Anik Sholihatun berharap FGD ini bisa menjadi momen berdiskusi dan merefleksikan catatan kritis terkait Pilkada 2024, khususnya dari efektivitas kampanye.

BACA JUGA:Hasil Survei Penilaian Integritas 2024 oleh KPK, Kabupaten Batang Unggul Secara Nasional

Menurutnya penting untuk mengembalikan fungsi dan substansi kampanye ke tiga hal. Pertama, harus ada kandungan edukasi ke publik. Kedua, harus dilakukan secara bertanggung jawab. Ketiga, harus memotivasi untuk peningkatan partisipasi publik. 

"Jadi kalau tiga hal itu kemarin tidak ada, itu yang mestinya harus diperbaiki," pungkas Anik. (nov) 

Kategori :