KENDAL - Tindakan bullying atau perundungan yang seringkali terjadi di sekolah dan dilakukan oleh siswa terhadap siswa lainnya merupakan tindakan tak terpuji dan tidak bisa dibenarkan oleh norma manapun. Untuk itu, sebagai bentuk antisipasinya, SMAN 1 Pegandon baru-baru ini melakukan sosialisasi program pencegahan bullying kepada siswanya di Aula sekolahan setempat. Acara yang dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah XIII Proinsi Jawa Tengah, Ernest Ceti Septiyanti, itu juga mengukuhkan 40 siswa yang disiapkan jadi agen pencegah praktik perundungan.
Ernest mengapresiasi kegiatan sosialisasi program pencegahan bulyying yang dilakukan SMAN 1 Pegandon. Mengingat lingkungan pendidikan harus bersih dari tindakan bullying karena ini berdampak pada beban psikologis. "Korban bullying bisa berakibat rendah diri atau sejenisnya," katanya, kemarin.
Ernest menilai bahwa tidak ada artinya sebuah satuan pendidikan yang secara mendasar bertujuan mencerdaskan bangsa, akan tetapi di dalamnya banyak tindakan bullying.
"Buliying harus kita singkirkan dari dunia sekolah," ucapnya.
Kepala SMAN 1 Pegandon, Nurhadi mengatakan, bahwa kegiatan sosialisasi program pencegahan bullying diikuti sebanyak 40 siswa terdiri dari kelas 10, 11 dan 12. "Mereka yang mengikuti sosialisasi nantinya dijadikan agen untuk pencegahan bullying" terang Nurhadi.
Ditambahkan, saat ini di lingkungan sekolah masih ada budaya bullying. Maka semuanya tanpa terkecuali harus berusaha untuk mencegahnya agar dampaknya tidak berlarut larut. "Program ini merupakan program nasional dari Kemendikbud Ristek melalui Direktur SMA," tukasnya.
Tujuan sosialisasi program pencegahan bullying adalah penghapusan intoleransi, kekerasan seksual, dan anti perundungan. "Alhamdulillah, SMAN 1 Pegandon sudah melakukan program ini dan sekaligus menjadi percontohan bagi sekolah lain," timpalnya. (lid)