WONOPRINGGO - Desa Wonorejo, Kecamatan Wonopringgo dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah di wilayah Pekalongan dan sekitarnya, sejak dahulu hingga sekarang. Bedanya, dulu dikenal sebagai sentra pengrajin dan produksi gerabah saja, sedangkan sekarang lebih dikenal sebagai wisata edukasi gerabah bagi anak.
Karena produksinya tidak sehebat dahulu, maka menjadikan gerabah sebagai wisata edukasi adalah salah satu upaya pemerintah desa, karang taruna dan warga menjaga warisan leluhur ini tidak dilupakan generasi selanjutnya.
Kepala Desa Wonorejo, Afif, ketika ditemui di kantornya, Selasa (04/8/2020), mengungkapkan bahwa gerabah masih terus dilestarikan di desanya, namun lebih fokus pada wisata edukasi bagi anak usia dini seperti PAUD, TK, dan MI.
"Kalau melihat warga desa Wonorejo dari dulu memang mata pencahariannya dari gerabah. Hampir sebagian besar ke situ. Supaya tidak kemakan zaman, dan sejarah tidak terlupakan, makanya diangkat lagi. Jadinya wisata edukasi gerabah ceria desa wonorejo. Dan ternyata sekarang sudah menjadi wisata belajar bagi anak-anak untuk membuat gerabah. Mulai dari belajar membuat bentuk gerabah, mengecat, dan lain sebagainya," ungkapnya.
Wisata edukasi gerabah sendiri berlokasi sementara di kediaman pribadi Kepala Desa wonorejo, tepatnya di RT 13 Desa Wonorejo. Di mana saat ini telah memberdayakan beberapa warga sekitar untuk berperan aktif di dalamnya. "Yang jelas terjangkau untuk tarif. Gerabahnya sendiri pun ada yang diperjualbelikan di sini," lanjutnya.
Salah satu kelebihan wisata edukasi gerabah di Wonorejo adalah masih mempertahankan bahan baku, motif dan produk yang tradisional. Sehingga tidak hanya pengetahuan tentang pembuatan gerabah yang diperoleh, namun juga sejarah dan orisinalitas kerajinan warisan leluhur.
"Gerabah di Wonorejo itu ada ciri khasnya, kalau di sini kebanyakan dari bentuknya. Bentuknya ya, diantaranya kendi, lemper, terus apa itu tempat ari-ari, pokoknya banyaklah. Intinya lebih ke tradisional," urainya.
Dijelaskan Afif, karena zaman sekarang kerajinan gerabah sudah banyak yang bergeser ke bahan baku dan motif plastik, maka dia berharap para pemuda khususnya di Karang Taruna bisa beinovasi namun tetap tidak meninggalkan warisan leluhur yang berbahan dasar tanah dengan bentuk dan motif kerajinan tradisonal.
"Dengan adanya karang taruna nanti, itu baru dirintis tujuan pertamanya adalah untuk mengangkat produksi dan motif gerabah yang akan beralih, dan ke depan akan berinovasi namun tetap mempertahankan tradisi," jelasnya.
Wisata edukasi gerabah Wonorejo ini juga sudah dikenal tidak hanya di dalam Kabupaten dan Kota Pekalongan, tetapi wisatawan dari Pemalang dan Comal juga sering berkunjung ke Wonorejo. Kendati selama pandemi wisata edukasi gerabah dihentikan sementara, namun proses produksi tetap berjalan agar geliat ekonomi terus berputar. (ap3)