Untuk membuka akses jalan yang hilang tergerus longsor, Pemkab Pekalongan menerjunkan alat berat ke lokasi untuk membuat jalan baru. Harapannya, persoalan akses menuju ke Dukuh Sitipis bisa segera teratasi.
Sekda M Yulian Akbar mengatakan, dampak bencana alam pada Januari 2025 memang luar biasa. Pemkab Pekalongan telah mengajukan dana RR ke Pemerintah Pusat hampir Rp 120 miliar untuk penanganan dampak bencana di Kabupaten Pekalongan, baik itu untuk penanganan jalan, jembatan dan lainnya.
"Ini masih proses pengajuan. Masih ada tahap verifikasi dan validasi," kata dia.
Camat Petungkriyono, Hadi Surono, mengatakan, alat berat telah diterjunkan untuk membuat jalan baru, agar akses ke Dukuh Sitipis bisa dilalui kendaraan roda empat.
Menurutnya, akibat bencana alam, jalan dan jembatan menuju ke Dukuh Sitipis hilang, sehingga akses menuju ke pedukuhan itu sulit.
"Sudah ada jalan dan jembatan darurat, namun hanya bisa dilalui motor. Jika ada kejadian seperti kemarin, ibu baru melahirkan yang tidak bisa naik motor kan kasihan warganya. Untuk itu, pemerintah berupaya membuka akses ke Sitipis, agar mobil bisa masuk ke sana," ujar dia.
Ditambahkan, paska bencana ada satu lagi jembatan yang hingga saat ini belum tertangani, yakni di Dukuh Wonodadi. Namun, kata Hadi, untuk menuju pedukuhan itu masih ada jalan alternatif lainnya yang bisa dilalui mobil.
"Yang jembatan di Wonodadi besar itu. Harus dengan dana RR. Tapi untuk ke sana masih ada jalan lainnya. Hanya butuh waktu lebih lama karena jalannya memutar," kata Hadi.
Sebelumnya diberitakan, seorang ibu pasca melahirkan sesar di RSUD Kajen, Kabupaten Pekalongan, harus ditandu berjalan kaki hingga 5 km menuju ke rumahnya karena jalan tidak bisa dilalui oleh mobil viral di media sosial.
Ibu tersebut bernama Sumarni, warga Dukuh Sitipis, Desa Kayupuring, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan. Ia baru melahirkan di RSUD Kajen dan harus kembali ke rumahnya di wilayah pegunungan Petungkriyono.