KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Paska bencana dahyat yang meluluhlantakan Petungkriyono dan menelan korban jiwa hingga 26 jiwa, wilayah pegunungan di Kecamatan Petungkriyono harus diselamatkan. Salah satunya dengan menghijaukan kembali kawasan hutan Petungkriyono.
Pasalnya, tak bisa dipungkiri, banyak alih fungsi lahan kehutanan menjadi lahan pertanian sayuran di wilayah atas Kabupaten Pekalongan tersebut.
Bencana alam longsor dan banjir yang terjadi salah satu penyebabnya akibat alih fungsi lahan hutan tersebut.
Inisiasi untuk menghijaukan kawasan hutan di Petungkriyono salah satunya berasal dari Pemerintah Desa Gumelem, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan.
Dalam rangka memperingati Hari Bumi tahun 2025, Pemerintah Desa Gumelem menggelar kegiatan penanaman 10.000 pohon.
Kegiatan ini difokuskan pada kawasan penyangga sumber mata air di DAS Sengkarang sebagai bentuk kepedulian terhadap ekosistem hutan serta upaya adaptasi terhadap perubahan iklim.
Beragam jenis pohon ditanam, seperti pohon kina, puspa, kaliandra, sunder malam, dan aren. Aksi penghijauan ini sekaligus menjadi strategi menjaga keseimbangan alam serta menjamin ketersediaan air bersih di masa depan.
Acara ini dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Jateng, Forkompincam Petungkriyono, ADM KPH Pekalongan Timur, perwakilan dari BKPH Doro dan Karangkobar, Pemdes Jatilawang (Banjarnegara), Komunitas Pesona Petungkriyono, GP Ansor, Yayasan Relung Indonesia, serta Yayasan Swara Owa.
Camat Petungkriyono Hadi Surono, Jumat, 25 April 2025, mengapresiasi kegiatan penghijauan yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa Gumelem tersebut.
"Saya tadi mengucapkan terima kasih banyak ke pemerintahan desa, dan semua unsur yang terlibat baik dari Perhutani, Dinas Kehutanan dan dari pemerhati hutan dan lingkungan," kata Hadi.
Menurutnya, dengan adanya aksi penghijauan tersebut menunjukkan sudah timbul kesadaran dari masyarakat di tingkat bawah sampai pemerintahan di tingkat desa bahwa Petungkriyono itu harus dihijaukan kembali.
"Setelah ada kejadian bencana alam hebat pada Januari 2025, walaupun kondisinya masih baik, masih hijau pun karena terjadi bencana berarti itu kita harus lebih menghijaukan lagi," ujar dia.
"Saya sering ngomong berkaitan dengan komoditi pertanian Petungkriyono, khususnya Gumelem itu dari sayuran tapi pemerintah harus bisa memberikan pandangan tidak harus sayuran saja yang bisa menghasilkan, tapi mungkin dari tanaman-tanaman keras yang lain," katanya.