BPBD Batang Latih 20 Pengelola Wisata Antisipasi Bencana Alam
Sebanyak 20 pengelola destinasi wisata di Kabupaten Batang mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.-Dony Widyo -
BATANG - Sebanyak 20 pengelola destinasi wisata di Kabupaten BATANG mengikuti pelatihan mitigasi bencana yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Kamis 6 November 2025.
Pelatihan ini menjadi upaya strategis membangun sektor pariwisata yang tangguh dan berkeselamatan.
Kepala Pelaksana BPBD Batang, Wawan Nurdiansyah, menegaskan bahwa pelatihan ini selaras dengan visi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang untuk memajukan pariwisata secara berkelanjutan dan aman.
Para pengelola wisata, menurutnya, merupakan ujung tombak yang perlu dibekali kemampuan penanganan darurat.
BACA JUGA:Bupati Batang akan Minta BGN Cabut Izin SPPG Jika Makanan yang Disajikan Jadi Penyebab Keracunan
BACA JUGA:Kebutuhan PJU Capai 11.000 Titik, Bupati Batang: akan Kita Penuhi Bertahap hingga 2027
"Mereka yang berada di garda terdepan pelayanan wisata harus punya kesadaran penuh terhadap mitigasi bencana. Tidak cukup hanya mempromosikan keindahan alam, tetapi juga harus mampu menjamin keselamatan pengunjung," ujar Waqan.
Pelatihan intensif tersebut mengombinasikan materi kelas dan simulasi lapangan, termasuk teknik Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang difasilitasi tenaga medis dan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD. Para peserta dilatih prosedur evakuasi dan stabilisasi korban insiden untuk mencegah kesalahan penanganan awal.
"Prinsipnya, niat menolong jangan sampai berbalik menjadi malapetaka karena ketidaktahuan pada prosedur standar. Inilah yang kami tekankan dalam setiap sesi pelatihan," tegas Waqan.
BPBD tidak bekerja sendiri. Mereka bersinergi dengan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Batang untuk menjaring peserta dari 20 lokasi wisata unggulan, mencakup wilayah pesisir utara hingga kawasan pegunungan selatan. Keterlibatan Koramil setempat dalam program ini juga memperkuat aspek kolaborasi lintas-sektor.
Potensi ancaman bencana di Batang pun bervariasi sesuai karakteristik geografisnya. Destinasi di selatan, seperti kawasan wisata alam pegunungan, lebih rentan terhadap ancaman tanah longsor dan pohon tumbang.
Sementara itu, wisata berbasis sungai dan air di bagian utara, seperti tubing dan river adventure, menghadapi risiko banjir bandang serta arus sungai yang bergerak cepat.
"Keselamatan wisatawan adalah harga mati. Pengelola wajib memiliki kemampuan mengidentifikasi dan mengelola potensi risiko, bukan hanya fokus pada aspek komersial semata," pungkas Waqan.
Melalui pelatihan semacam ini, Pemkab Batang berupaya membangun fondasi pariwisata yang tidak hanya menarik dari segi promosi, tetapi juga andal dalam menghadapi situasi darurat, sekaligus mendukung percepatan pembangunan sektor parekraf yang berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

