Dinkes Batang Catat 155 Kasus Baru HIV/AIDS Sepanjang 2025, Tiga Diantaranya Anak-Anak
Ilustrasi. Penderita HIV AIDS di Kabupaten Batang Bertambah pada tahun 2025 ini.-Pixabay-Disway
Pendekatan melalui edukasi dan pendampingan dinilai sebagai strategi paling realistis, mengingat Dinkes tidak memiliki kewenangan melarang pasien untuk bekerja.
Lembaga pendamping seperti Yayasan Peduli Kasih (Pekai) dilibatkan untuk mendukung ODHIV, terutama pasien yang gagal atau putus pengobatan.
Rincian Kasus dan Upaya Pencegahan
Pengelola Program HIV Dinkes Batang, Ratih Ristianti, merinci 155 kasus baru berdasarkan kelompok: anak (3), calon pengantin (6), ibu hamil (6), LSL (37), pelanggan pekerja seks (9), penderita TBC (14), populasi umum (38), waria (3), dan pekerja seks perempuan (28).
Untuk deteksi dini pada bayi, digunakan metode Early Infant Diagnosis (EID) berbasis kertas saring yang sampelnya dikirim ke laboratorium rujukan. Terapi ARV tersedia lengkap untuk semua usia, termasuk pemberian profilaksis pada bayi yang lahir dari ibu positif HIV.
"Deteksi dini pada ibu hamil merupakan langkah krusial untuk mencegah penularan dari ibu ke anak," jelas Ratih.
Pemerintah Kabupaten Batang menegaskan, perlawanan terhadap HIV/AIDS tidak hanya bertumpu pada pengobatan medis, tetapi juga pada peningkatan pengetahuan masyarakat, penghapusan stigma, dan penguatan solidaritas sosial untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penuh kesembuhan pasien.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

