Disway award
iklan banner Honda atas

Lintas OPD Pemkab Batang Gerak Cepat Normalisasi Saluran Pasca-Banjir, 80 Personel Gabungan Diterjunkan

Lintas OPD Pemkab Batang Gerak Cepat Normalisasi Saluran Pasca-Banjir, 80 Personel Gabungan Diterjunkan

Sejumlah pekerja dikerahkan untuk melakukan normalisasi sungai di tepi jalan Ahmad Yani Batang.-Dony Widyo -

BATANG — Pemerintah Kabupaten Batang bergerak cepat melaksanakan operasi normalisasi saluran air menyusul banjir yang merendam ruas penting Jalan Ahmad Yani. Operasi bertajuk "Normalisasi Gorong-Gorong Tiga Hari Penuh" diluncurkan sebagai respons darurat untuk mengatasi penyumbatan parah pada saluran drainase.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Kabupaten Batang, Endro Suryono, menyatakan operasi ini merupakan kerja sama lintas instansi. "Hari ini dan tiga hari ke depan, kita berkolaborasi dengan semua pihak berwenang, termasuk PSDA Provinsi Jawa Tengah, BPBD, dan Dinas Lingkungan Hidup," ujarnya, Selasa 9 Desember 2025.

Sebanyak 80 personel gabungan dikerahkan setiap harinya untuk membersihkan segmen utama dari Jalan A. Yani hingga pertemuan Jalan Yos Sudarso dan RE Martadinata.

Tantangan utama di lapangan adalah kondisi gorong-gorong di bawah jembatan dan bangunan yang tidak memungkinkan penggunaan alat berat.

BACA JUGA:Pasca Banjir Dinkes Batang Temukan 4 Kasus Leptospirosis, Satu Warga Meninggal Dunia

BACA JUGA:Dinas PUPR Batang Tegaskan Proyek Trotoar Jalan Ahmad Yani untuk Tata Kota, Bukan Atasi Banjir

"Pembersihan harus dilakukan secara manual. Kami menemukan tumpukan sedimen lumpur tebal, sampah rumah tangga, dan yang cukup signifikan adalah potongan kayu gelondongan besar yang menyumbat aliran," jelas Endro.

Penyebab Banjir dan Antisipasi Jangka Panjang

Endro mengidentifikasi beberapa faktor kunci penyebab banjir, selatan material sampah dan sedimen, yaitu adanya pembangunan jembatan liar yang mempersempit badan saluran.

Oleh karena itu, normalisasi ini bukan sekadar aksi reaktif, melainkan bagian dari strategi penanggulangan banjir berkelanjutan, terutama menyongsong puncak musim hujan.

DPU PR berencana menjadikan kegiatan serupa sebagai program rutin dan bahkan menargetkan putaran kedua normalisasi sebelum bulan Ramadhan (sekitar Februari 2025).

Langkah koordinasi juga dilakukan dengan Perum Jasa Tirta (PJT) untuk pengaturan debit air melalui Bendung Kramat.

"Pada musim hujan, pintu bendung akan ditutup untuk membatasi volume air yang masuk ke saluran irigasi, sehingga hanya menampung luapan dari jalan dan permukiman," papar Endro.

Dengan upaya ini, pemerintah berharap durasi genangan air dapat dipersingkat. "Potensi genangan masih ada, tetapi diharapkan tidak lagi bertahan selama 2-3 jam seperti sebelumnya. Target kami, air cepat surut," tambahnya.

Himbauan Keras kepada Masyarakat

Menyoroti temuan material penyumbat, Endro menyampaikan imbauan tegas kepada warga. "Kami mohon kesadaran penuh masyarakat untuk tidak membuang sampah, apalagi material besar, ke dalam saluran irigasi. Efektivitas kerja petugas sangat bergantung pada dukungan dan perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan saluran air," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: