Ayah Turun Tangan, Program Ambil Rapor Hidupkan Peran Orang Tua di Batang
AMBIL RAPOT - Program Ayah Mengambil Rapor yang dilakukan di SDN Proyonanggan 03 Batang. -IST-
BATANG – Program Ayah Mengambil Rapor yang digagas Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) mulai terasa gaungnya di Kabupaten BATANG. Pemandangan ruang kelas yang biasanya dipenuhi ibu-ibu kini berubah. Para ayah ikut turun tangan, menyempatkan hadir langsung ke sekolah anak-anak mereka.
Di SDN Proyonanggan 3 Batang, suasana pengambilan rapor terlihat berbeda. Kursi kelas tak lagi didominasi kaum ibu. Sejak pagi, para ayah tampak antre berdialog dengan wali kelas, menanyakan perkembangan belajar putra-putri mereka.
Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah Ipda Dedy Sapto Haryo, S.H., anggota Polri Polres Batang sekaligus orang tua siswa. Di tengah padatnya tugas pengamanan Operasi Lilin Candi 2025 Natal dan Tahun Baru, Dedy tetap menyempatkan hadir mengambil rapor anaknya.
“Program ini bagus sekali. Anak pasti bangga kalau yang mengambil rapor orang tuanya langsung,” ujarnya usai menerima rapor.
Dedy mengaku tak merasa canggung meski berada di tengah dominasi ibu-ibu. Baginya, kehadiran ayah di sekolah adalah hal yang wajar.
“Enggak canggung. Saya sudah biasa berhadapan dengan masyarakat,” katanya sambil tersenyum.
Menurutnya, Program Ayah Mengambil Rapor memberi ruang bagi ayah untuk memahami perkembangan akademik anak secara langsung, bukan sekadar mendengar cerita di rumah.
“Dengan ambil rapor sendiri, kita tahu progres anak di sekolah. Bisa sekalian diskusi dengan guru soal pola mendidik di rumah,” ujarnya.
Ia menegaskan, kehadiran ayah sebagai kepala keluarga memiliki dampak besar bagi rasa aman dan percaya diri anak.
“Peran ayah itu penting. Anak merasa lebih diperhatikan,” tegas Dedy.
Usai mengambil rapor, ia pun kembali bertugas berkeliling gereja-gereja di Kabupaten Batang untuk memastikan keamanan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Kepala SDN Proyonanggan 3 Batang, Esti Yuni Pratiwi, menyambut positif antusiasme para ayah. Ia menyebut, kebijakan ini berawal dari surat imbauan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji, yang mendorong keterlibatan ayah dalam pendidikan anak.
“Dari imbauan Pak Menteri itu, kami mengundang orang tua dan diusahakan yang hadir bapak-bapaknya,” ujar Esti.
Dalam surat undangan, sekolah secara khusus meminta ayah hadir jika memungkinkan. Respons orang tua pun di luar dugaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
