Disway award
iklan banner Honda atas

Korban Pembacokan di Legokgunung Pekalongan Meninggal Dunia

Korban Pembacokan di Legokgunung Pekalongan Meninggal Dunia

Kapolres Pekalongan AKBP Doni Prakoso W tunjukkan sajam yang digunakan pelaku untuk membacok tetangganya sendiri dalam gelar perkara di lobi Mapolres Pekalongan, Kamis, 22 Mei 2025.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Setelah dirawat di rumah sakit selama 10 hari, korban pembacokan di Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, Cokro (58), akhirnya meninggal dunia.

"Korban meninggal dunia setelah 10 hari dirawat di rumah sakit," terang Kapolres Pekalongan, AKBP Doni Prakoso W, didampingi Kasat Reskrim AKP Danang Sri Wiratno, Kamis, 22 Mei 2025.

Disinggung apakah benar tersangka alami gangguan jiwa, AKBP Doni menyatakan penyidik belum bisa menyatakan jika tersangka mengalami gangguan jiwa

Menurutnya, untuk memastikan seseorang alami gangguan jiwa harus dari ahli kejiwaan.

"Untuk itu kita kirim tersangka ke rumah sakit jiwa di Magelang untuk memastikan apakah dia alami gangguan jiwa atau tidak. Sebelum ada surat atau keterangan dari sana, kami tidak bisa menyatakan jika tersangka itu gila," ujar dia.

Baca juga:Idap Gangguan Jiwa, Warga Desa Legokgunung Pekalongan Bacok Tetangganya Sendiri

Sebelumnya diberitakan, diduga alami depresi atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), seorang pemuda dari Desa Legokgunung, Kecamatan Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, S (32), bacok tetangganya sendiri tanpa sebab.

Korban bernama Cokro (58), warga Desa Legokgunung, mengalami luka bacok di bagian kepala. Korban dilarikan ke RSI Pekajangan.

Kasi Humas Polres Pekalongan, Iptu Suwarti, menerangkan, pembacokan itu terjadi di sebuah jalan di Dukuh Larangan Lor, Desa Legokgunung, pada Senin (5/5/2025) sore.

Korban yang melintasi di jalan itu dengan mengendarai sepeda motor tiba-tiba dibacok oleh tetangganya sendiri yang idap gangguan jiwa. “Benar, telah terjadi pembacokan oleh ODGJ kepada warga yang kebetulan lewat di Dukuh Larangan Lor,” terang dia.

Dijelaskan, warga setempat bernama Sumarni pada Senin sore melihat pelaku sedang bersembunyi di belakang pohon pisang. Sumarni sudah mengetahui bahwa tetangganya itu sedang dalam gangguan jiwa. Saat itu, saksi juga sempat bertanya kepada pelaku.

"Karena sudah sore, saksi pun pergi untuk mandi. Namun sebelum mandi, saksi menyampaikan kepada anaknya yang bernama Mufid yang berada di dalam kamar rumahnya, bahwa pelaku sedang bersembunyi di belakang pohon pisang," kata Iptu Warti.

Tak berselang lama, Mufid mendengar suara motor jatuh serta suara dari pelaku yang mengatakan “mati koe, mati koe (mati kamu, mati kamu)”.

Mendengar itu, Mufid keluar dari rumah dan mendapati di jalan depan rumahnya korban sudah tergeletak di jalan dan berlumuran darah. Sementara, pelaku berada di samping korban dengan memegang golok.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: