Disway award
iklan banner Honda atas

Anak Petani hingga Puncak Parlemen Daerah, Kisah Perjalanan Politik H. Abdul Munir, Ketua DPRD Kab. Pekalongan

Anak Petani hingga Puncak Parlemen Daerah, Kisah Perjalanan Politik H. Abdul Munir, Ketua DPRD Kab. Pekalongan

Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, H. Abdul Munir--

KAJEN.RADARPEKALONGAN.CO.ID - Berasal dari keluarga anak petani di Kabupaten Pekalongan, H. Abdul Munir berhasil menapaki tangga politik hingga menjadi Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan 2024. Sosok yang dikenal santun, tegas, dan akomodatif ini kini berada di garis terdepan dalam mendorong kebijakan demi kesejahteraan rakyat.

H. Abdul Munir, sosok sederhana yang menjelma menjadi tokoh kunci dalam panggung politik daerah.

“Saya ini dulu aktif di organisasi kepemudaan,” tuturnya, membuka percakapan hangat di ruang kerjanya. 

Munir, alumni IKIP Yogyakarta tahun 1988, bukan sekadar politisi. Ia adalah kader ideologis yang ditempa oleh gerakan mahasiswa dan nilai-nilai pesantren. Di masa mudanya, ia menjabat Ketua IPNU Kabupaten Pekalongan, lalu aktif di PMII saat kuliah di Yogyakarta. Sekembalinya ke kampung halaman, kiprahnya terus menyala di KNPI dan Nahdlatul Ulama.

Langkah besarnya dimulai pada 2002. Kala itu ia meninggalkan jabatannya sebagai penyuluh KB di Kecamatan Doro dan memilih jalur politik.

“Saya murni mengundurkan diri, bukan pensiun dini. Politik itu jalan untuk membangun rakyat. Kalau ASN ruang geraknya terbatas,” ucap politisi senior PKB itu.

Keputusan berani itu membuahkan hasil. Pada 2004, ia terpilih menjadi anggota DPRD untuk pertama kalinya. Namun jalan politik tak selalu mulus. Di 2009, Munir gagal kembali duduk karena menolak praktik politik uang, sebuah sikap yang kala itu dianggap "tidak realistis".

“Tapi saya tidak patah semangat. Tetap aktif dan memperbaiki strategi. Tahun 2014 saya nyalon lagi, dan alhamdulillah dipercaya kembali,” katanya sambil tersenyum.

Kini, sebagai Ketua DPRD periode 2024, Munir menyebut jabatannya sebagai amanah dan tanggung jawab besar.

“Ini impian sejak muda. Saya ingin ikut mengarahkan pembangunan Kabupaten Pekalongan agar lebih adil, maju, dan berpihak pada rakyat kecil,” ujarnya.

Gaya kepemimpinannya yang tenang dan hati-hati kerap disalahartikan sebagai zona nyaman. Namun baginya, itu adalah bentuk kedewasaan dalam mengambil keputusan.

“Bukan nyaman, tapi lebih hati-hati. Pimpinan itu harus fokus, tidak boleh sembarangan. Harus paham aturan,” tegasnya.

Konsistensinya pun diakui. Baru-baru ini, Munir menerima penghargaan dari DPP PKB sebagai anggota fraksi terbaik secara nasional dalam Sistem Informasi dan Manajemen Pelaporan Kinerja (SIMPEL) PKB.

“Saya dinilai paling akomodatif, aktif, dan bisa bekerjasama dengan semua pihak. Mudah-mudahan ini jadi pemacu untuk terus berbuat baik,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait