LP Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan Peringati Harlah ke-96 dengan Istighotsah dan Refleksi Pendidikan
--
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pekalongan menggelar doa bersama dan istighotsah untuk memperingati Hari Lahir ke-96. Acara berlangsung di Aula PCNU, Jalan Raya Karangdowo, Kedungwuni, dengan diikuti jajaran pengurus, penasihat, serta tokoh NU setempat.
Ketua LP Ma’arif PCNU Kabupaten Pekalongan, Drs. H. Daenuri, M.Pd., mengungkapkan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
Syukur alhamdulillah, meskipun sebagian pengurus tengah fokus mendampingi kontingen Porsema XIII di Wonosobo, kita tetap bisa berkumpul di sini untuk memperingati hari lahir Ma’arif. Semoga acara ini memperkokoh semangat kebersamaan,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa peringatan harlah tahun ini juga diramaikan dengan beragam agenda, mulai dari upacara bendera di sekolah-sekolah hingga kegiatan jalan sehat.
“Kami ingin momentum ini menjadi pengingat bersama bahwa 19 September adalah hari lahir Ma’arif NU. Mudah-mudahan gema kegiatan ini semakin meluas ke masyarakat,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Daenuri juga menyinggung kiprah atlet pelajar Pekalongan pada Porsema XIII. Walaupun peringkat umum turun dari posisi lima ke tujuh, perolehan medali emas justru meningkat dari empat menjadi enam.
“Ini jadi evaluasi kita bersama. Pernah suatu ketika tahun 2005, saat kita tuan rumah, Pekalongan berhasil juara umum karena soliditas begitu terasa. Semoga semangat itu bisa kita bangun kembali,” katanya.
Ia berharap momen harlah ini bisa memperkuat komitmen seluruh pengurus dan warga Ma’arif dalam memajukan pendidikan.
“Sarana dan prasarana memang masih terbatas. Harapan terbesar kami adalah memiliki gedung sendiri sebagai pusat kegiatan Ma’arif di Kabupaten Pekalongan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU sekaligus penasihat LP Ma’arif, Prof. Dr. H. Muhlisin, M.Ag., menekankan pentingnya peningkatan mutu pendidikan. Ia menyoroti tema harlah, “Bermutu dalam Ilmu, Bermartabat dalam Sikap”, yang dianggap sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini.
Menurutnya, tantangan dunia pendidikan semakin berat, terutama terkait penurunan kualitas keilmuan di Indonesia yang terlihat dalam survei PISA.
“Guru sudah banyak yang bersertifikasi, tetapi belum sepenuhnya menjawab problem kualitas pembelajaran. Yang kita butuhkan adalah peningkatan kompetensi nyata dan dedikasi guru,” jelasnya.
Prof. Muhlisin juga mengingatkan bahaya penggunaan gawai berlebihan di kalangan pelajar.
“Indonesia termasuk yang tertinggi dalam penggunaan media sosial. Anak-anak perlu diarahkan agar tidak terjebak dampak negatif. Pendidikan Ma’arif harus hadir menjaga kualitas generasi muda, tidak hanya dalam ilmu tetapi juga dalam akhlak,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

