Pemkab Pekalongan Perkuat Mitigasi Bencana Hidrometeorologi
Pada Januari 2025, longsor menghantam Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, hingga menelan korban jiwa puluhan orang. -Hadi Waluyo-
KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Memasuki musim penghujan akhir 2025 hingga awal 2026, Pemkab Pekalongan meningkatkan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi, terutama potensi longsor dan banjir.
Upaya tersebut menjadi perhatian serius menyusul pengalaman pahit terjadinya bencana longsor di Petungkriyono pada Januari 2025 yang menelan 26 korban jiwa, serta kejadian longsor yang saat ini terjadi di Cilacap dan Banjarnegara.
Sekda Kabupaten Pekalongan, M Yulian Akbar, ditemui usai salat Dhuhur di Masjid Al Muhtarom, Senin, 17 November 2025, menyampaikan, seluruh elemen pemerintah daerah dan instansi terkait sudah mulai bergerak sejak BMKG mengumumkan masuknya musim penghujan.
"Kami sudah melakukan langkah antisipasi ketika ada informasi dari BMKG bahwa sudah memasuki musim penghujan. Semua elemen, termasuk Polres Pekalongan, Kodim Pekalongan, dinas teknis, dan relawan sudah beberapa kali melakukan berbagai kegiatan mitigasi bencana," ujarnya.
Baca juga:Bencana Petungkriyono jadi Pelajaran Berharga, Pemkab Pekalongan Perkuat Mitigasi Bencana
Ia menegaskan, pengalaman pahit bencana longsor di Petungkriyono, pada 20 Januari 2025, masih menjadi pelajaran berharga bagi seluruh stakeholder.
Karena itu, kata dia, kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam di musim hujan di akhir tahun 2025 dan awal 2026 harus diperkuat.
Menurutnya, berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari apel kesiapsiagaan hingga koordinasi lintas instansi.
Pemkab juga akan menggelar diskusi teknis khusus di akhir November dengan menghadirkan BMKG, Badan Geologi Nasional, serta dukungan dari Mercy Corps.
"Kami akan mengundang BMKG dan Badan Geologi Nasional untuk menganalisis potensi bencana hidrometeorologis terutama longsor dan banjir.
Seluruh camat dan relawan di wilayah rawan seperti Petungkriyono, Kandangserang, Lebakbarang, dan Peninggaran juga akan dilibatkan," jelasnya.
EWS Banyak Mati, Segera Diinventarisasi
Selain mitigasi struktural dan peningkatan kewaspadaan, persoalan Early Warning System (EWS) menjadi sorotan.
Pasalnya, beberapa perangkat peringatan dini di wilayah rawan, seperti Kandangserang, dilaporkan tidak berfungsi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

