iklan banner Honda atas

Festival Bur Suro Tradisi Lama yang Kembali Dibangkitkan

Festival Bur Suro Tradisi Lama yang Kembali Dibangkitkan

LESTARIKAN TRADISI - Ribuan warga memadati lokasi penyelenggaraan Festival Bor Suro di Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Senin (9/9) malam.

KOTA - Ribuan warga mengunjungi Festival Bor (Bubur) Suro dan Kuliner Krapyak 2019 yang digelar di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Senin (9/9) malam. Mereka memadati lokasi di sepanjang Jalan Jlamprang.

Kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Jalan Jlamprang (Kujajal) bersama Pemkot Pekalongan ini mengusung tema Bumbu-Bumbu Persatuan, sebagai ajang memperkenalkan kuliner tradisional Krapyak melalui kegiatan festival.

Dalam kegiatan ini, 2.000 porsi bubur suro dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Kegiatan ini sekaligus menjadi momentum untuk membangun tali silaturahmi dan mengembangkan potensi, kreativitas, dan budaya di daerah Krapyak.

Acara ini dimeriahkan pula dengan kirab budaya serta dan pertunjukan kesenian gamelan oleh Cahyo Kedaton. Ada pula diskusi kuliner yang dipandu oleh Ahmad Ilyas, dengan narasumber dari Komunitas Aku Cinta Makanan Indonesia (ACMI) serta salah satu pakar kuliner Indonesia, Chef Siska Soewitomo. Siang hari sebelumnya, digelar pula lomba menggambar dan donor darah massal di lokasi.

Wakil Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid yang hadir dalam kegiatan ini mengatakan bahwa festival ini merupakan event kebangkitan tradisi yang sudah lama ada di daerah Krapyak dalam rangka memperingati 10 Muharram (Asyuro) penanggalan Hijriyah. "Festival Bor Suro ini jadi event pertama yang digagas oleh generasi muda untuk membangkitkan tradisi lama. Ini menjadi aksi nyata untuk membangkitkan budaya dan tradisi terkait kuliner," ungkap Aaf, sapaan akrab Afzan.

Aaf menambahkan, animo masyarakat untuk menyaksikan festival ini luar biasa, bahkan panitia sempat kewalahan. Ia berpesan, melalui bubur suro ini generasi sekarang dapat mengenal kuliner lama agar tidak hilang ke depannya. "Festival Bor Suro yang jadi pergerakan pemuda ini harus orang tua dukung. Semoga ke depannya semakin sadar untuk menjaga tradisi dan budaya," terang Afzan.

Sementara, Pakar Kuliner Chef Indonesia, Siska Soewitomo mengaku sangat terkesan dengan penyelenggaraan Festival Bor Suro di Kelurahan Krapyak ini. Sebuah daerah memperingati bulan Suro (Muharram) dengan menampilkan bubur yang kita kenal sejak dulu yang dibuat oleh nenek moyang kita. "Ini sangat istimewa. Saya tadi sempat berkunjung kerumah ibu-ibu yang membuat bubur suro, mereka dengan senang hati membuatnya dengan perasaan happy," ungkapnya.

Disampaikan Siska bahwa bubur dibuat, dikemas, dan disajikan dalam bentuk yang cantik. Dari segi penyajiannya misalnya perkedel itu harus bulat, warga membuatnya bulat penuh, kemudian bubur dari nasi dan santan yang pas.

Bubur Suro ini sendiri terbuat dari beras dengan ditambah berbagai bumbu, rempah, jinten, kacang hijau, santan, dan dihiasai dengan irisan mentimun, telur ayam, dan sebagainya.

"Menariknya lagi, masyarakat memasak bubur dengan cinta, rasa bubur yang gurih dipadu dengan aneka lauknya sangat lezat dinikmati bersama. Untuk anak kecilpun bisa menyantap ini tanpa lauk. Tradisi atau Festival Bor Suro ini harus terus dilestarikan ke depannya," harap Siska. (way)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: