Kota Pekalongan Raih WTN Keempat

KOTA - Kembali Kota Pekalongan menerima penghargaan tingkat nasional. Kali ini Kota Pekalongan menerima piala Wahana Tata Nugraha (WTN) tahun 2019 karena berhasil mengelola transportasi dengan baik. Piala diserahkan langsung Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi dan diterima oleh Wali Kota Pekalongan, M Saelany Machfudz di Jakarta Convention Center, Minggu (15/9).
Piala WTN yang diterima Kota Pekalongan kali ini merupakan yang keempat. Sebelumnya pada tahun 2015, 2016 dan 2017, Kota Pekalongan juga meraih Piala WTN. Sedangkan pada tahun 2013 dan 2014, Kota Pekalongan mendapatkan plakat WTN.
"Pastinya kami mengucapkan terima kasih atas anugerah dari Kementerian Perhubungan. Karena kerja keras teman-teman dari Dishub bersama stakholder terkait dalam mengelola transportasi mendapat apresiasi. Tentu ini, kami memotivasi kami untuk bekerja lebih baik lagi," ucap Wali Kota.
Sementara Kepala Dinhub, Slamet Prihantono mengungkapkan, bahwa Wahana Tata Nugraha (WTN) merupakan satu-satuya penghargaan perhubungan dalam pengelolaan transportasi yang baik. Penghargaan ini diberikan di kabupaten/kota maupun tingkat provinsi.
"Penghargaan ini diberikan dua tahun sekali oleh Kemenhub. Untuk penilaiannya tahun pertama mengecek langsung fisik ke daerah tanpa pemberitahuan. Pada tahun kedua bagi daerah yang memenuhi syarat selanjutnya Dinhub diundang ke Jakarta untuk paparan berikut instansi yang terlibat seperti Bappeda, DPUPR, Dinkes, dan Polres Pekalongan," papar Totok, sapaan akrabnya.
Dia menjelaskan bahwa dari 514 kabupaten/kota se-Indonesia terpilih 100 untuk paparan. Dari hasil penilaian Kota Pekalongan menjadi terbaik menerima piala WTN tanpa catatan, jika ini diperoleh lima kali Kota Pekalongan dapat meraih WTN Kencana.
"Prestasi WTN tanpa catatan ini didapat oleh 39 kabupaten/kota se-Indonesia, selain itu ada 38 kabupaten/k9ta yang mendapat WTN dengan catatan," tandas Totok.
Pada kesempatan ini Totok menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang terlibat langsung ikut menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas, termasuk sinergitas dari berbagai stakeholder.
"Penilaian penganugerahan ini dilihat dari keselamatan, kendaraan laik jalan, sarana transportasi, dan orang yang berkeselamatan itu sendiri. Artinya ketertiban pengguna jalan di jalan raya dan ketika parkir turut menjadi point penilaian. Selain itu, kelayakan jalan, tingkat kecelakaan, dan penanganan jalan juga," beber Totok.
Selanjutnya, penilaian ini juga tak lepas dari inovasi dan kreativitas yang dilakukan seperti inovasi pengelolaan manajemen transportasi di Kota Pekalongan terkait rekayasa lalu lintas. Dinhub Kota Pekalongan sudah menggunakan ATCS di semua ruas pantura, sehingga permasalahan kepadatan dapat cepat tertangani.
Kemudian Sstem Siqupon yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat untuk langsung melaporkan kejadian di jalan mampu mempercepat koordinasi dengan instansi terkait, sehingga penanganan yang diberikan cepat.
"Mural batik nusantara di zebra cross yang digencarkan Polres Pekalongan Kota juga menjadi muatan lokal dan nilai tambah dalam penilaian penganugerahan ini," ujar Totok.
Penilaian inovasi lainnya yakni pengujian kelaikan kendaraaan di Dinhub Kota Pekalongan sudah menggunakan IT. Setiap pemilik kendaraan akan diingatkan untuk uji kendaraannya dengan teknologi.
"Bahkan sistem pengujian kami sudah terintegrasi dari alat satu dengan lainnya sehingga termonitor di komputer. Hasilnya akan sesuai dengan standar uji dan kecepatannya terukur. Harapannya ini dapat meningkatkan pelayanan masyarakat, Kota Pekalongan semakin tertib dan nyaman, serta mengurangi jumlah kecelakaan," pungkas Totok. (dur)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
