Parlemen China Dukung Proyek Giant Sea Wall di Pantura Jawa, Rizal Bawazier: Saya Minta Mereka Jadi Investor
Anggota DPR RI Rizal Bawazier bertemu dengan Ketua Parlemen China.-Istimewa -
JAKARTA — Anggota DPR RI Fraksi PKS Rizal Bawazier menyampaikan bahwa delegasi Parlemen China memberikan sinyal dukungan terhadap rencana pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang direncanakan membentang di pesisir utara Pulau Jawa.
Pernyataan itu diungkapkan Rizal usai menerima kunjungan rombongan parlemen China yang dipimpin Yang Xiaochao di Jakarta, Jumat 19 September 2025. “Mereka menyatakan kesiapan untuk mendukung program pemerintah terkait pembangunan *giant sea wall* di Pantura. Saya meminta Ketua Delegasi agar pemerintah China juga bisa menjadi salah satu investor proyek tersebut,” ujarnya.
Menurut Rizal, isu tanggul laut ini sebelumnya telah masuk dalam agenda pembahasan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden China Xi Jinping. Pertemuan bilateral kedua kepala negara berlangsung di Beijing, awal September, setelah seremoni peringatan 80 tahun kemenangan perang rakyat China.
“Proyek ini sudah dibicarakan di tingkat presiden, kini kami melanjutkannya dalam forum parlemen,” kata Rizal.
BACA JUGA:Pemkab Pekalongan Dukung Program Badan Otorita Pantura Untuk Mengatasi Banjir Rob Pesisir
Rizal menambahkan, Yang Xiaochao menyebutkan rencana pembangunan tanggul laut telah dimasukkan ke dalam daftar kerja sama infrastruktur kedua negara. Namun, rincian investasi dan skema kerja sama masih akan dibahas lebih lanjut oleh tim teknis.
Pemerintah Indonesia telah menempatkan proyek giant sea wall sebagai salah satu prioritas utama dalam periode pemerintahan Presiden Prabowo. Badan Otorita Tanggul Laut Pantura Jawa bahkan sudah dibentuk, dengan Didit Herdiawan ditunjuk sebagai kepala badan tersebut.
Tanggul raksasa itu dirancang membentang dari Cilegon, Banten, hingga Gresik, Jawa Timur, untuk melindungi kawasan pesisir dari banjir rob, abrasi, dan kenaikan permukaan laut.
Presiden Prabowo sebelumnya memperkirakan biaya pembangunan akan mencapai sekitar Rp1.620 triliun. Besarnya kebutuhan dana membuat pemerintah membuka peluang investasi, baik dari pihak swasta nasional maupun mitra asing.
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, dalam International Conference on Infrastructure (ICI) di Jakarta, Juni lalu, mengatakan proyek ini akan memperkuat perlindungan wilayah utara Jawa sekaligus membuka peluang ekonomi baru.
Dukungan dari parlemen China dinilai dapat memperbesar peluang masuknya modal asing untuk mendukung pembiayaan. China sendiri dikenal sebagai salah satu mitra utama Indonesia dalam proyek infrastruktur, mulai dari kereta cepat hingga sektor energi.
“Kehadiran investor, baik dari China maupun negara lain, akan mempercepat realisasi pembangunan. Yang penting, kerja sama tetap mengutamakan kepentingan nasional,” ujar Rizal.
Meski rencana tersebut mendapat dukungan, sejumlah kalangan menyoroti pentingnya transparansi, kajian lingkungan, dan partisipasi masyarakat dalam proyek berskala besar ini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

