Kematian Remaja di Pekalongan Diduga Tak Wajar, Keluarga Lapor Polisi dan Minta Usut Tuntas
Keluarga korban didampingi LBH dan LSM menyerahkan laporan ke SPKT Polres Pekalongan Kota, meminta polisi usut tuntas dugaan kematian tak wajar seorang remaja, Sabtu, 26 April 2025.-Wahyu Hidayat/Radar Pekalongan-
PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Wikarno (50), mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Pekalongan Kota, Sabtu siang, 26 April 2025, untuk secara resmi melaporkan dugaan kematian tak wajar putranya, DKA (17).
Dalam pelaporan tersebut, warga Jalan Trikora Pragak Gang 1, Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Kota Pekalongan itu didampingi tim dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
Keluarga menduga ada kejanggalan dalam kematian DKA. Mereka meminta aparat penegak hukum mengusut tuntas penyebab kematiannya.
Kuasa hukum keluarga, Ahmad Yusuf, menjelaskan bahwa DKA dilaporkan tidak pulang ke rumah sejak Sabtu, 5 April 2025. Saat itu, DKA sempat pamit kepada orang tuanya untuk berziarah ke makam di kawasan Landungsari, Kecamatan Pekalongan Timur.
Namun setelah dua hari berlalu, DKA tak juga pulang ke rumah. Kekhawatiran pun melanda keluarga.
BACA JUGA:Autopsi, Tim DVI Bid Dokkes Polda Jateng Bongkar Makam Pemuda yang Tewas 9 Bulan Lalu
BACA JUGA:Pasien Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Mental di Pekalongan Ditemukan Meninggal di Sungai
Keluarga berinisiatif melakukan pencarian ke berbagai lokasi. Mereka sempat mendatangi kantor Satpol PP dan Rumah Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat (RPSBM), berharap menemukan jejak DKA. Sayangnya, upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Lalu pada Kamis, 10 April 2025, keluarga dikejutkan dengan kedatangan petugas dari RPSBM ke rumah mereka. Petugas tersebut membawa kabar bahwa DKA telah meninggal dunia dan sudah dimakamkan dua hari sebelumnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sapuro, Kota Pekalongan.
Kabar itu membuat keluarga terkejut. Apalagi setelah mereka menerima foto-foto jenazah yang memperlihatkan adanya luka lebam di beberapa bagian tubuh DKA.
"Atas kejadian tersebut, kami mendampingi untuk lapor ke pihak yang berwajib agar mendapat kejelasan, kematiannya itu karena apa," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Wikarno. Ia membenarkan bahwa baru mendapat kabar kematian putranya dua hari setelah proses pemakaman.
"Baru diberi tahu setelah anak saya dua hari dimakamkan. Katanya sebelumnya mereka sudah mencari pihak keluarga tapi tidak ketemu," tutur Wikarno, yang sehari-hari berjualan di kawasan Alun-Alun Kota Pekalongan.
Pihak keluarga berharap aparat penegak hukum serius menindaklanjuti laporan ini, melakukan penyelidikan mendalam, dan mengungkap penyebab pasti kematian DKA.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

