Disway award
iklan banner Honda atas

Membaca Jadi Asyik dengan Let’s Read

Membaca Jadi Asyik dengan Let’s Read

Niken Ari Andayani, S.Pd.SD Guru SDN 1 Pageruyung, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal--

Literasi merupakan salah satu keterampilan dasar yang sangat penting dimiliki oleh setiap anak. Dengan literasi yang baik, anak-anak dapat memahami pelajaran, mengekspresikan ide, serta lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Sayangnya, fakta di lapangan menunjukkan bahwa minat baca siswa Indonesia masih tergolong rendah. Buku teks yang cenderung monoton sering membuat anak-anak kurang bersemangat untuk membaca.

Fenomena ini juga dialami oleh murid kelas 5 di SDN 1 Pageruyung. Banyak siswa terlihat enggan membuka buku bacaan, apalagi menyelesaikan bacaan yang panjang. Guru pun dituntut untuk mencari cara kreatif agar literasi tidak terasa membosankan. Salah satu inovasi yang kemudian diterapkan adalah memanfaatkan teknologi digital, yaitu dengan menggunakan aplikasi Let’s Read.

Let’s Read adalah aplikasi perpustakaan digital yang menyediakan ribuan cerita anak bergambar, tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Semua kontennya gratis diakses, mudah digunakan, dan tampilannya ramah anak. Cerita-cerita yang tersedia tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga sarat dengan pesan moral yang dekat dengan kehidupan anak sehari-hari.

Keunggulan lain, aplikasi ini bisa diakses melalui gawai sehingga anak-anak merasa lebih akrab, sesuai dengan kebiasaan mereka yang tumbuh di era digital. Dengan tampilan ilustrasi penuh warna dan cerita singkat, anak-anak menjadi lebih tertarik untuk membaca.

Agar kegiatan membaca semakin bermakna, guru menerapkan teknik Digital Book Club. Dalam kegiatan ini, siswa tidak hanya membaca cerita secara individu, tetapi juga mendiskusikannya bersama-sama, layaknya klub buku kecil. 

Langkah pembelajaran sederhana yang dilakukan antara lain: (1) Guru memilih beberapa cerita menarik dari Let’s Read; (2) Siswa membaca secara mandiri menggunakan gawai sekolah maupun milik sendiri; (3) Setelah membaca, siswa dibagi dalam kelompok kecil untuk berdiskusi; (4) Mereka membahas tokoh, alur cerita, pesan moral, hingga membandingkan cerita dengan pengalaman nyata; (5) Beberapa kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Dengan cara ini, membaca tidak lagi dianggap sebagai aktivitas pasif, tetapi berubah menjadi pengalaman sosial yang menyenangkan. Anak-anak bebas menyampaikan pendapat, saling mendengarkan, dan mengekspresikan kreativitas.

Penerapan Digital Book Club berbasis Let’s Read memberikan hasil yang menggembirakan. Minat baca siswa meningkat tajam. Jika sebelumnya hanya sebagian kecil siswa yang mau membaca hingga tuntas, kini hampir semua siswa antusias menunggu giliran berdiskusi. Pemahaman bacaan juga lebih baik. Anak-anak mampu mengingat detail cerita, menjelaskan kembali dengan bahasa mereka sendiri, bahkan mengaitkannya dengan pengalaman sehari-hari. Selain itu, kegiatan ini melatih keterampilan berbicara dan rasa percaya diri. Anak yang biasanya pendiam mulai berani menyampaikan pendapat. Suasana kelas pun terasa lebih hidup, karena semua siswa merasa memiliki peran dalam diskusi.

Pengalaman murid kelas 5 di SDN 1 Pageruyung menunjukkan bahwa teknologi bukanlah ancaman bagi dunia pendidikan, melainkan justru bisa menjadi sahabat. Melalui Let’s Read, siswa terbiasa membaca dengan media digital yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Lebih dari sekadar membaca, Digital Book Club membantu siswa belajar berdiskusi, bekerja sama, serta menghargai pendapat orang lain. Literasi tidak lagi sebatas kemampuan akademis, tetapi juga menjadi bekal sosial dan emosional yang penting.

Inovasi pembelajaran literasi di kelas 5 SDN 1 Pageruyung melalui aplikasi Let’s Read dan teknik Digital Book Club membuktikan bahwa membaca bisa dibuat asyik, seru, dan bermanfaat. Anak-anak tidak lagi merasa terbebani dengan buku teks yang tebal, melainkan menikmati cerita yang dekat dengan dunia mereka.

Harapannya, semakin banyak sekolah yang berani mencoba pendekatan serupa. Dengan memadukan teknologi dan kreativitas guru, literasi dapat tumbuh menjadi budaya yang melekat dalam keseharian anak. Karena pada akhirnya, anak-anak yang gemar membaca hari ini adalah generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan lebih percaya diri.

Oleh: Niken Ari Andayani, S.Pd.SD

Guru SDN 1 Pageruyung, Kecamatan Pageruyung, Kabupaten Kendal

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: